swt (ma'rifatullah). Ma'rifat merupakan salah satu aspek dari kajian disiplin ilmu tasawuf yang disandarkan kepada sumber ajaran Islam, yaitu al-Qur'an dan Hadits atau sunnah yang tercermin dalam praktek kehidupan Rasulullah saw.5 Kata ma'rifat yang secara khusus menjadi konsep spiritual Islam di dalam al-
Arti Kata Ma'rifatullah dalam Bahasa Arab Viral di TikTok, Benarkah Bermakna Mengenal Allah SWT? - Banyaknya pengguna TikTok membuat kosa kata yang muncul juga beranekaragam. Termasuk kosa kata berbahasa Arab dalam konten-konten yang berkaitan dengan agama Islam, salah satunya kata Ma'rifatullah. Beberapa waktu yang lalu, kata Ma'rifatullah menjadi salah satu kata bahasa Arab yang banyak dicari oleh pengguna TikTok. Banyak yang mengaitkan arti kata Ma'rifatullah dengan hubungan kepada tuhanNya. Lalu apa yang dimaksud dengan kata Ma'rifatullah dalam bahasa Arab yang viral di media sosial? Baca juga Arti Kata Rajab dalam Bahasa Arab, Menjadi Salah Satu Bulan Agung dalam Kalender Hijriyah Baca juga 4 Kosa Kata Bahasa Arab Populer Simak Arti Kata Ya Tarim Syailillah, Yasir Lana hingga Tabarakallah Agar kamu semakin paham tentang arti kata Ma'rifatullah, kamu bisa menyimak informasi di bawah ini. TribunPalu telah menelusuri arti kata Ma'rifatullah dari ceramah Buya Yahya melalui tayangan YouTube Al-Bahjah TV. Arti Kata Ma'rifatullah Buya Yahya menjelaskan jika kata Ma'rifatullah memiliki arti mengenali Allah SWT dengan mengenali makhluknya. Buya mengatakan jika makna Ma'rifatullah yang sederhana ialah menyayangi makhluk Allah SWT. "Mengenali Allah dengan mengenali makhluknya, bukan malah sama istrinya menempeleng gitu, bukan," ujarnya saat menjawab pertanyaan jemaah. Makna Ma'rifatullah ialah memahami Allah SWT yang mana seorang hamba selalu merasa melihat Allah SWT. Kata Ma'rifatullah bukan berarti seorang hamba bisa melihat Allah dalam mengenaliNya.
Saudarasaudaraku, pertanyaan ke-3 ini bukan tentang lailatul qadar yang akan terjadi, tapi yang sudah terjadi. Saudara-saudaraku, Wujud konkrit buah Ramadhan itu berupa pemahaman hati akan urusan Ilahiyah (ma'rifatullah), yang hakekatnya adalah Nur yang menerangi hati. Nur itu kemudian memancar kepada alam sekitarnya melalui perilaku
ASSALAAMU 'ALAIKUM YAA AKHWANII MUSLIMIINA WA RAHMATULLAAHI WA BARAKAATUH......... . Para Akhwanil Muslimin yang dirahmati Allah... . Mari bersama- sama menyimak tentang pertanyaan- pertanyaan ilmu Ma'rifat dan serta jawabannya, agar kita semua memahami beberapa hal yang mesti kita fahami. Mari dengarkan sambil berkonsetrasi dalam hati masing- masing. . Pertanyaan pertama . BAGAIMANAKAH UNTUK BISA MENUTUPI PINTU SYAITHAN ??? . Jawabanya adalah . Untuk bisa menutupi pintu- pintu itu mudah saja, asalkan kita tahu rahasia kejadiannya yaitu BUANGKAN KE-AKUAN SENDIRI KEPADA KE-AKUAN ALLAH. ITULAH PENUTUP PINTU- PINTU SYAITHAN... . . Pertanyaan kedua . APAKAH SEGALA PUNCAKNYA ILMU MA'RIFAT ITU ??? . . Jawabannya adalah . Puncak segala Ilmu Ma'rifat itu adalah KOSONG... . . Pertanyaan ketiga . DIMANAKAH YANG DISEBUT RAHASIA PADA AL-QUR'AN ??? . . Jawabannya adalah . Rahasia pada Al-Qur'an itu adalah TIADA HURUF- TIADA SUARA- DAN TIADA KATA- KATA... . . Pertanyaan ke-empat . APAKAH YANG DINAMAKAN TUHAN YANG 'AZALI ITU ??? . . Jawabannya adalah . Yang dinamakan Tuhan yang 'Azali itu ialah TIADA MEMPUNYAI NAMA KECUALI HANYA DINAMAKAN " HUWA ". SETELAH ITU BARU " HU ". HU ITU ADALAH DIA ALLAH TA'ALA, DAN NUR-NYA ITU BERNAMA MUHAMMAD... . . Pertanyaan kelima . APAKAH BEDA NUR ALLAH DENGAN NUR MUHAMMAD ??? . . Jawabannya adalah . Karena Nur Allah dengan Nurnya Muhammad itu TIADA LAIN. Barangsiapa yang mengira berlainan, maka KAFIRLAH IA ITU. . . Pertanyaan ke-enam . BENARKAH NUR ITU ARTINYA CAHAYA ??? . . Jawabannya adalah . ITU TIDAK BENAR. Itu hanyalah kata- kata kiasan saja. NUR YANG SEBENARNYA BUKANLAH CAHAYA, BUKAN BENDA DAN BUKAN DZAT DAN BUKAN SIFAT. Tetapi tidak ada seorangpun yang mengetahui kecuali ORANG YANG MEMPEROLEH PETUNJUK HIDAYAH DARI-NYA... . . Pertanyaan ketujuh . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MAKKAH ITU ??? . . Jawabannya adalah . Yang dimaksud Makkah itu adalah MUHAMMAD. . . Pertanyaan kedelapan . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN MADINAH ITU ??? . . Jawabannya adalah . Yang dimaksud Madinah itu adalah DUA KALIMAT SYAHADAT. . . Pertanyaan kesembilan . APAKAH YANG DIMAKSUD DENGAN KA'BAH ITU ??? . . Jawabannya adalah . Yang dimaksud Ka'bah itu adalah ADAM. . . Pertanyaan kesepuluh . KEMANAKAH MASUKNYA HURUF MIM- HA- MIM- DAL ITU ??? . . Jawabannya adalah . Masuknya huruf pada MUHAMMAD itu ialah masuk kepada Huruf ALIF- LAM AWAL- LAM AKHIR DAN HA. . . Pertannyaan kesebelas . YANG MANA MENYATUNYA HURUF MUHAMMAD ITU ??? . . Jawabannya ialah . Yang menyatu itu ialah ALIF DIDALAM MIM. LAM AWAL PADA HA. LAM AKHIR PADA MIM. HA PADA DAL. . . Pertanyaan kedua belas . APA ARTI SIN- BA - QAF ??? . . Jawabannya adalah . SIN itu adalah Rahasia alam semesta. BA itu adalah Kejadian alam semesta. KAF itu adalah Meliputi alam semesta. . . Pertanyaan ketiga belas . COBA JELASKAN SEDIKIT SAJA TENTANG SIN - BA - QAF ITU !!! . . Jawabannya begini . SIN - BA - QAF itu adalah SIN itu Rahasia ALLAH Ta'ala BA itu Rahasia MUHAMMAD. QAF itu Rahasia ALAM SEMESTA. . . . . Mari kita simak bersama- sama. Ringkas saja Ana jelaskan. Dengarkan baik- baik dengan seksama . . " ALLAH YA MUHAMMAD- MUHAMMAD YA ALLAH " . APAKAH ARTI " BA - ALIF - MIM - LAM ??? Yakni BAHRUL ABU MALUN LAQUT... . Apakah yang dimaksud dengan BAHRUL ABU MALUN LAQUD ITU ??? . Yang dimaksud itu adalah yang disebut " BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM " Itulah ASMA ALLAH yang sangat Rahasia. . Dari itu wahai para kaum Muslimin Ana Mohon pada kalian semua yang hadir distatus Ana TUTUPLAH ILMU INI KARENA ILMU INI BUKAN UNTUK PARA AHLINYA SEBAB BISA MEMBAWA FITNAH BESAR DIMATA PUBLIK... INGAT ITU !!!?- . . APA MUNGKIN ADA BA -ALIF - MIM - LAM - JIKA TIDAK ADA SIN - BA - QAF TIDAK ADA ??? . . . Nah Tentunya " BA - ALIF - MIM - LAM pun tidak ada juga. Yang jelasnya adalah Jika Muhammad tidak ada, SIAPA YANG MENGATAKAN TUHAN ITU ADA ??? . Jadi buktinya Tuhan itu ADA, adanya AKU. Dan adanya AKU, ADANYA TUHAN. Jadi inti sari kalimat " LAA ILAAHA ILLALLAAHU " Tidak ada Tuhan melainkan AKU... Sekarang AKU-KU Lenyap dalam JIBU. " LAA HARFUN WALAA SHAUTIN " Artinya Tiada Huruf - Tiada Suara atau Tiada Kata- Kata. . . AKU KINI TIDAK ADA DISANA, HANYA ENGKAU- TUNGGAL SEMATA- MATA. KINI AKU TIDAK ADA LAGI MENGATAKAN AKU. HANYA AKU MENGATAKAN ENGKAU-LAH TUHAN-KU. . Yang dimaksud Engkau-lah Tuhan-ku adalah Yang Tuhan itu adalah AKU DIDALAM RAHASIA-KU... . . Nah para Akhwanil Muslimin yang di-Rahmati Allah... . Demikianlah ulasan tentang tanya jawab ilmu Tauhid ini, agar kita memahami tentang ke-Esaan Dzat Allah Ta'ala. Semoga keterangan dari kami ini, menjadi sebuah pengetahuan kita semua. Agar kita menyadari tentang arti hidup didunia ini. Lebih terkurang, Ana Mohon ma'af . Was-Salaamu 'Alaikum Wa Rahmatullaahi Wa barakaatuh... . . Aamiin Yaa Rabbal 'Aalamiin...
KajianUmum dengan tema Ma'rifatullah jalan untuk menyempurnakan iman kepada Nya yang dibawakan oleh ustadz Abdullah Taslim MA membahas mengenai pentingnya mempelajari Al Qur'an bagi kaum muslimin sebagai jalan untuk menyempurnakan iman kepada Allah. Seperti yang kita tahu bahwa menuntut ilmu termasuk amalan wajib bagi setiap muslim.
Oleh Khaerunnisa TaqiyahMahasiswa STEI SEBIkhaerunnisataqiyah berasal dari bahasa arab yaitu yaitu mengetahui atau mengenal, maka dari kata ini kita sudah dapat menyimpulkan maârifatullah adalah mengenal Allah SWT. Mengapa kita harus mengenal Allah? Seperti dalam pepatah Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Kenapa bisa seperti itu? Karena pada dasarnya Setiap pada diri manusia ketika masih di dalam rahim mereka sudah bersaksi bahwa tiada tuhan selain dalam firmanNya yang artinya âMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah di atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.â QS. Ar-Rum 30Maka dari itu kita sebagai seorang muâmin yang taat harus bisa mengenal Allah SWT. Tuhan kita, Rabb kita, sang Khaliq yang menciptakan kita, dunia dan seluruh isinya. Mengapa kita harus mengenal allah? Lagi-lagi pertanyaan ini keluar kembali, Karena dengan mengenal Allah SWT. Iman kita ter-charger, iman itu butuh di charger salah satunya dengan cara mengenal dengan mengenal Allah SWT, kita akan merasa lebih dekat kepada-Nya, dan akan berdampak pada ibadah kita nantinya. Contohnya kita menjadi lebih khusyuk dalam shalat, rajin bersedekah, dan mungkin juga yang tadinya tidak melaksanakan shalat sunnah menjadi melaksanakannya, dan lain cara maârifatullah? Apa saja tahap-tahap maârifatullah? Yaitu dengan menanam keyakinan kepada Allah SWT. Sebelum saya menjelaskan tentang menanam keyakinan kepada Allah SWT, saya ingin bertanya, apakah teman-teman sekalian tahu rukun iman? Ada berapakah rukun iman itu? Mengapa saya bertanya tentang ini??Saya akan menjawabnya dengan satu persatu, tapi tidak dengan pertanyaan pertama Karena pertanyaan itu untuk teman-teman sekalian. Saya langsung saja menjawab pertanyaan kedua, rukun iman itu ada 6, Karena rukun iman itu adalah salah satu tahap atau cara untuk mengenal Allah iman yang pertama adalah Iman Kepada Allah SWT. Iman Kepada Allah SWT, ketika kita bilang iman kepada Allah SWT, maka kita haruslah mentaati akan perintah allah dan menjauhi larangannya. Iman yang berati percaya, percaya kepada Allah SWT. Bahwa Allah SWT itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Seperti dalam firmannya âAllah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.â QS. Al-Ikhlas 3Bagaimana cara mengenal Allah SWT dengan rukun islam yang pertama ini? Agar kita bisa mengenal dan mengetahui Allah SWT lebih dekat yaitu dengan caraMengetahui dan mengamalkan Asma Allah atau Asmaul Husna Nama-nama Baik AllahMengetahui dan mengamalkan Sifat-sifat AllahMengetahui dan mengamalkan Asma Allah atau Asmaul Husna Nama-nama Baik AllahAsmaul Husna yang artinya nama-nama baik Allah itu ada 99, yang berarti Allah memiliki 99 nama-nama yang baik bagi Allah. Contohnya Al-khaliq artinya yang Maha Menciptakan, Ar-razaq artinya yang Maha Pemberi Rizki, Al-Ghafuur artinya yang Maha Memberi Pengampun. Istilah Asmaul Husna Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam surah Thaha ayat 8 yang artinya âDialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaaâul Husna nama-nama yang baik. â QS. Thaha 8Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa sudah sangatlah jelas Allah SWT memiliki 99 nama-nama yang baik, dan dari nama-nama yang baik itu kita bisa memuji-Nya untuk menyembah kepada Allah SWT yang berhak disembah selain-Nya. Baca juga 99 Asmaaâul dan mengamalkan sifat-sifat Allah SWTTelah kita ketahui bahwa Allah SWT itu mempunyai sifa-sifat yang wajib kita ketahui yaitu terdiri dari sifat wajib bagi Allah SWT, sifat mustahil bagi Allah SWT, dan sifat jaiz bagi Allah SWT. Masing-masing sifat ada 20 yang wajib kita ketahui kecuali sifat jaiz bagi Allah SWT yang memiliki 1 sifat, dan dalam pendapat yang lain itu ada 3. Baca juga asma dan sifat Allah iman yang kedua adalah iman kepada para malaikat Allah SWTIman Kepada para malaikat Allah SWT dengan cara kita mentaati perintah Allah SWT, seperti halnya para malaikat yang selalu berbuat kebaikan, dan menjauhi larangan-Nya seperti mereka yang tak pernah melakukan kesalahan, membantah apalagi menunda sesuatu tanpa perintah Allah SWT. Iman Kepada para malaikat Allah SWT, walaupun kita tak dapat melihat mereka tapi kita harus meyakini bahwa malaikat itu ada dan diciptakan dari cahaya dan bukan Karena itu kita mengingkari adanya mereka, Karena Allah-lah yang menciptakan mereka. Baca juga iman kepada malaikat Allah SWTRukun iman yang ketiga yaitu iman kepada Rasul-rasul Allah SWTIman Kepada Rasul-rasul Allah SWT, yaitu percaya kepada mereka para rasul-rasul Allah SWT. Mengikuti dan menaâati apa yang di perintahkan Allah padanya, menjauhi dan menghindari segala larangan-Nya. Rasul-rasul Allah juga hanyalah manusia biasa, mereka juga memiliki hawa nafsu, akal, pikiran dan hati yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga merasakan artinya lapar dan membedakan diri mereka dan kita adalah mereka orang-orang yang terpilih, terpelihara, terjaga, tertinggi derajatnya dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita. Maka dari itu kita harus Mengikuti dan menaâati perintah mereka, juga menjauhi dan menghindari larangan mereka.. Baik yang tertera dalam al-qurâan maupun yang hanya terucap dalam lisan maupun terlakukan oleh perbuatan. Baca juga iman kepada Rasul-rasul Allah iman yang keempat yaitu iman kepada kitab-kitab Allah SWTIman kepada kitab-kitab Allah SWT, percaya adanya kalamullah, yang di turunkan dan di sampaikan oleh rasul-rasul Allah, maksud dalam hal ini berarti percaya adanya larangan Allah, perintah Allah, ancaman dan pahala, adanya hukum syariat yang berada dalam kitab tersebut, terutama kitab Al-Qurâan. Al-Qurâan wajib kita mengenalnya, mengenalnya dalam artian bisa membaca Al-Qurâan dan mengamalkannya, juga menghafalkannya jika memang mampu. Baca juga iman kepada kitab-kitab Allah iman yang kelima adalah iman kepada qadha dan qadhar Allah SWTIman kepada qadha dan qadhar, percaya kepada ketetapan Allah SWT, adalah salah satu wujud dalam maârifatullah percaya bahwa ketetapannya adalah salah satu pilihan yang terbaik untuk diri kita, terkadang manusia telah merencanakan tapi rencana Allah SWT. Adalah yang lebih baik, terkadang manusia menginginkan sesuatu yang menurut mereka itu baik untuk dirinya tetapi belum tentu menurut Allah itu baik untuk dirinya. Ketetapan Allah SWT ada yang bisa dirubah atau qadha yaitu seperti halnya dasarnya manusia itu dilahirkan tidak mengetahui apa-apa. Maka manusianya sendirilah yang akan membuat diri mereka menjadi pintar, cerdas, maupun bodoh. Tergantung bagaimana keinginan merekanya dan usahanya sendiri, jika mereka ingin tetapi tak ada usaha maka manusia tak akan memiliki perubahan pada dirinya, karena ulah mereka yang tak mau lagi dengan ketetapan Allah SWT. Yang tidak bisa dirubah atau qadhar seperti kematian, jodoh, dan ketika kita dilahirkan ke dunia kita tidak bisa memilih apa jenis kelamin kita, orang tua kita siapa, miskin kah⌠kaya kah⌠Semua itu tidak bisa kita ubah ketika kita terlahirkan, namun ketika kita sudah besar, sudah berilmu kita bisa saja mengubah yang tadinya hidup serba kekurangan menjadi usaha dan ikhtiar yang telah kita lalui. Jika kita tidak percaya dan tidak menerima semua ketetapan Allah SWT maka kita termasuk orang yang tidak beriman kepada Allah, kenapa? Karena itu salah satu cara mengenal Allah, beriman kepada allah adalah dengan percaya kepada ketetapan-Nya dan menerima-Nya cara untuk mengenal Allah SWT lebih dalam adalah dengan beriman kepada hari akhir. Beriman dan meyakini bahwa adanya hari akhir dan hari pembalasan adalah salah satu bukti bahwa kita hamba yang bertaqwa. Berikut adalah fase-fase hari akhir kiamatYaumul barzakh= hari penantian di alam kuburYaumul qiyamah= hari kiamatYaumul baâats= hari pembangkitanYaumul hasyr= hari berkumpulnya di padang mahsyarYaumul hisab= hari perhitunganYaumul mizan= hari penimbangan amalYaumul jazaâ= hari pembalasanDari semua ini bahwasannya menuntun kita agar bisa lebih mengenal Allah SWT. Tuhan semesta alam, agar kita bisa memuhasabah diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik dalam segi ketauhidan, ibadah, maupun keimanan. Untuk dalil rukun iman ini ada dalam firman Allah SWT yang artinya âAdapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah.â QS. Al-Kahfi 88. []
Karenaitu, Qusyairi memulai kitabnya dengan menguraikan prinsip-prinsip tauhid, seperti maârifatullah, sifat-sifat, keimanan dan lainnya. Selanjutnya ia menguraikan konsep-konsep tasawuf, maqamt wal ahwal, kondisi ruhaniah dan karamah para wali, serta diakhiri dengan biografi singkat mengenai para tokoh sufi ternama.
ma 'rifatullah artinya1. ma 'rifatullah artinya2. aksara jawa devita rifatul sukma bagaimana cara penulisannya 3. Tolong aku, ma,ma,ma,Martin!!kata kamu bijak coba jawab pertanyaan iniMartinâ4. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!â5. Buatlah pertanyaan tentang MA berserta jawabannya!6. kata tanya ma dan kam maksudnyaâ7. Buat 1 contoh pertanyaan dari kata tanya ma8. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!â9. Kalimat tanya "ma" dalam bahasa mandarin10. apa jawaban dari pertanyaan ni hao ma?11. apakah jawaban untuk ta men hao ma {pertanyaan}â12. Apa perbedaan antara Ma dengan Man dan mengapa pertanyaan Siapa namamu kata tanya yang digunakan adalah Mak bukan Manâ13. apakah jawaban untuk ni men hao ma {pertanyaan}â14. Buatlah 5 pertanyaan tentang MA15. Ma da takmalu jawablah pertanyaan berikut16. mo tanya ngab24 ma 25 yhâ17. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit 18. Buat 1 pertanyaan tentang Mpr Dpd Ma Ky19. buat kalimat tanya dengan kata tanya ma dan kam tolong bantu yaâ20. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit 1. ma 'rifatullah artinya Mengenal Allah, yakni mengenal keagungannya, kebaikannya dllmengenal sifat sifat zat Allah SWT 2. aksara jawa devita rifatul sukma bagaimana cara penulisannya Karena disini tidak ada notasi aksara, semoga anda sudah tau huruf Anacaraka Jawa. jadi penulisannya sbbde-pi-ta ri-pa-tu-ladiisipenutup seperti kurung dalam aksara su-ka ma ditulis di bawah ka 3. Tolong aku, ma,ma,ma,Martin!!kata kamu bijak coba jawab pertanyaan iniMartinâJawabanSaya bukan Martin bang yg Martin di YouTube vernalta 4. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!âJawaban1 .kapan jam ini rusak yang dimaksud ma .? 5. Buatlah pertanyaan tentang MA berserta jawabannya! Apa tugas dan wewenang MA? 6. kata tanya ma dan kam maksudnyaâJawabanmaapaKamberapaPenjelasansemoga bermanfaatJawabanma,berarti menanyakan sesuatu yang terjadi ma = apa kam , berarti menanyakan jumlah sesuatukam = berapaini dalam bahasa arab pelajaran b. arab Penjelasan SEMOGA MEMBANTU YAA STAY AT HOME 7. Buat 1 contoh pertanyaan dari kata tanya maJawabanŮ
ŮاذŮا ŘŞŮŮŮŘšŮŮŮ Ů٠اŮŮŮŮŮ
ŘPenjelasanterdapat penggunaan fi'il mudhari pada kalimat "ŘŞŮŮŮŘšŮŮŮ"semoga membantu 8. tuliskan kalimat tanya dengan menggunakan kata tanya ma dan jam masing masing 1 kalimat!âJawabanJam . alarm jam itu berbunyi ?. apa itu tanda tanya ma?Penjelasansemoga mmbbtu. 9. Kalimat tanya "ma" dalam bahasa mandarin tingal kalo tanya ma sekalian mama ma digunakan biasa untuk kalimat tanya...ä˝ ĺ弽äşĺ ?Apakah kamu sudah makan? 10. apa jawaban dari pertanyaan ni hao ma? Wo hen hao. Xie xie artinya Saya baik, terima kasihartinya saya baik 11. apakah jawaban untuk ta men hao ma {pertanyaan}âbisa dijawab ta men hao atau ta men hen haodua-duanya bisa terserah suka yang manaJawabanTamen haoPenjelasantamen hao atau äťäťŹĺĽ˝ berarti mereka baik baik saja, kita bertanya äťäťŹĺĽ˝ĺ apakah mereka baik baik saja jadi kita menjawab mereka baik baik sajaäť artinya diaäťäťŹ artinya mereka弽 artinya baikbisa untuk kata sapaanĺ artinya apakahdi dalam huruf mandarin huruf ĺ harus terletak di ujung kalimatAnswer by boboiboy 12. Apa perbedaan antara Ma dengan Man dan mengapa pertanyaan Siapa namamu kata tanya yang digunakan adalah Mak bukan ManâJawabanma Memiliki arti apakahman memiliki arti siapakahsetau saya pertanyaan siapa namamu tidak menggunakan kata ma, tapi menggunakan kata kalo salah, jangan lupa follow 13. apakah jawaban untuk ni men hao ma {pertanyaan}âJawaban ä˝ äťŹĺĽ˝ĺ?Pinyin NÇ mĂŠn hÇo maArti Apa kabar kalian Jawabanuntukä˝ äťŹĺĽ˝ĺada2ć䝏ĺžĺĽ˝Pinyin WÇ mĂŠn hÄn hÇoArti kita baik baik ć䝏ä¸ĺĽ˝Pinyin WÇ mĂŠn bĂš hÇoArti kita tidak baik Pelajari Lebih Lanjut Menerjemahkan ke Bahasa Indonesia Pasif Dalam Bahasa Mandarin Dari ĺť Kalimat Jawaban Mapel Bahasa Mandarin Materi Hanyu Kata Kunci Jawaban untuk "ä˝ äťŹĺĽ˝ĺ?"Kode Mapel 16 14. Buatlah 5 pertanyaan tentang MA MA bertugas untuk........Berapakah jumlah anggota MA saat ini.....MA itu singkatan dari apa?apa tugas MA?siapa kepala MA?anggotanya ada berapa?dimana pusat MA? 15. Ma da takmalu jawablah pertanyaan berikutJawabanada mak tamuPenjelasankamu mamak kamu 16. mo tanya ngab24 ma 25 yhâJawaban abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, perkembangan TIK teknologi informasi dan komunikasi ditandai dengan sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. ... Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. menggunakan transistor sebagai penguat dibuat dengan bahasa tingkat tinggi seperti FORTRAN dan memori sudah cukup besar dengan pengembangan magnetic core simpanan luar magnetic tape dan magnetic disk yang berbentuk removable kemampuan proses real time dan time listrik yang dibutuhkan lebih tidak hanya aplikasi bisnis tapi juga pada aplikasi komputer generasi keduaIBM 1401IBM membantu ya 17. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit Pertanyaan tentang Mahkamah Agung MA yang sulit1. Kasus apa saja yang memang harus diselesaikan melalui Mahkamah Agung?2. Sebutkan wewenang yang ditanggungjawabkan oleh Mahkamah Agung!3. Sebutkan dasar hukum yang melandaskan diperlukannya Mahkamah Agung!4. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung bersifat inkrah sudah mutlak?PembahasanDefinisi Mahkamah AgungMahkamah Agung MA adalah sebuah lembaga negara yang diberikan kewenangan khusus untuk kekuasaan kehakiman yudikatif yang sifatnya tidak dapat dicampuri oleh pihak soal dan jawaban1. Kasus apa saja yang memang harus diselesaikan melalui Mahkamah Agung?Jawab Adapun kasus yang ditangani oleh Mahkamah Agung sebagai berikut yaitu,⢠Pengajuan kasasi pembatalan keputusan pengadilan lain terhadap vonis yang telah dijatuhkan kepada pihak penggugat atau tergugat.⢠Memutuskan hasil perkara terhadap kejahatan luar biasa seperti pemerkosaan, narkoba, terorisme, dan korupsi.⢠Menangani perkara kepailitan yang dialami suatu perusahaan atau Sebutkan wewenang yang ditanggungjawabkan oleh Mahkamah Agung!Jawab Wewenang MA sebagai berikut yaitu,⢠Memutuskan permohonan kasasi tingkat banding yang terakhir.⢠Memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili.⢠Meninjau kembali putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum inkrah atau tetap.⢠Menguji peraturan perundangan dibawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang.⢠Mempunyai wewenang lain yang sebagaimana telah ditetapkan oleh dasar hukum yang melandaskan diperlukannya Mahkamah Agung!Jawab Dasar hukum tercantum pada Pasal 24 ayat 1-2 dan Pasal 24A UUD Negara Republik Indonesia tahun Pasal 24 ayat 1 dan 21 "Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan"2 "Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi"Bunyi pasal 24A1 "Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang"2 "Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum"3 "Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden"4 "Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung"5 "Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan peradilan dibawahnya diatur dengan undang-undang"4. Apakah keputusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung bersifat inkrah sudah mutlak?Jawab Iya, keputusan Mahkamah Agung tidak lagi dapat diubah, akhir dari segala keputusan pengadilan sebelumnya, bersifat mengikat dan hukum tetap atau mutlak. Namun, pihak penggugat atau tergugat masih diberi kesempatan untuk mengajukan permohonan PK Peninjauan Kembali terhadap putusan lebih lanjut⢠Sebutkan tugas dan wewenang Mahkamah Agung? Fungsi pengadilan tinggi dan mahkamah agung bagi rakyat Perbedaan dan persamaan MA dan MK jawabanMapel PPKN Kelas X SMABab 2 Materi Sistem hukum dan peradilan nasionalKode Kategorisasi Kunci Mahkamah agung, lembaga yudikatif, pengadilan, kasasi, hakim, contoh soal Mahkamah AgungTingkatkanPrestasimu 18. Buat 1 pertanyaan tentang Mpr Dpd Ma Ky 1. apa saja tugas MPR?2. apa kepanjangan DPD?3. lembaga apakah MA itu?4. pada tahun berapa KY dibentuk? 19. buat kalimat tanya dengan kata tanya ma dan kam tolong bantu yaâJawabanŮĄ. Ů
ا اسŮ
Ů Řsiapa namamu?٢. ŮŮ
اŮساؚ؊ اŮآ٠Řjam berapa sekarang?Penjelasansemoga membantu 20. Membuat pertanyaan tentang mahkamah agung MA yang sulit MK,KY,Presiden,DPD,MPR,DPR termasuk dalam?
JALANMA'RIFATULLAH Jumat, 02 Mei 2014. KEHIDUPAN SEORANG HAMBA YG BERIMAN. Kunci-Kunci Pembuka Pintu Surga Dengan demikian, anak itu akan kritis dan bertanya-tanya tentang Tuhan-Nya, arti pahala dan dosa, alam ini kenapa ada dan miliki siapa dan lain sebagainya. Sudah barang tentu cara mendidik seperti ini akan menumbuhkan dua aspek positif.
Mengenal Allah yang biasa disebut dengan maârifatullah berasal dari kata maârifah dan Allah. Maârifah berarti mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui dzat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya ayat-ayat-Nya. Mengenal Allah merupakan tahapan penting perjalanan diri manusia. Maârifatullah bukanlah mengenal dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenal sesuatu yang tidak terbatas. Menurut Ibnu al-Qayyim, maârifatullah yang dimaksudkan adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya. Maârifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun dimaknai juga sebagai pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah. Sedangkan ketika sahabat Rasulullah, Abu Bakar As-Shiddiq ditanya mengenai maârifat yang ada pada dirinya, ia berkata, âSangat mustahil maârifat datang bukan karena maâunah Allahâ. Ia mengatakan bahwa maârifat tidak akan ditemukan pada panca indera manusia, tidak ada ukuran. Maârifat itu dekat tetapi jauh, jauh tetapi dekat. Tidak dapat diucapkan dan dinyatakan. Di bawahnya ada sesuatu Dialah Allah dzat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, tiada sesuatu yang dapat menyamai-Nya. Dialah dzat yang suci Allah Azza Wajalla. Sarana Maârifatullah 1 Akal Sehat Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat al-Qurâan yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk ciptaan terhadap pengenalan al-Khaliq pencipta seperti firman Allah yang artinya âKatakanlah, perhatikan apa yang ada di langit dan di bumi! Tidaklah bermanfaat tanda-tanda kebesaran Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang yang tidak beriman. Yunus 101. Dan sabda Nabi Muhammad saw âBerpikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berpikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampu. Abu Nuâaim. 2 Para Rasul Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas-jelasnya tentang maârifatullah dan konsekuensi-konsekuensinya. Mereka inilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenal Allah. 3 Asma dan Sifat Allah Mengenali asma nama dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Manfaat Mengenal Allah Sungguh pun al-Quran berbicara tentang masalah akidah dan tauhid seperti halnya mengenal Allah, namun al-Quran bukanlah ilmu aqaâid atau ilmu tauhid, karena masalah-masalah akidah dan tauhid tidak disusun secara sistematik sebagaimana halnya sebuah ilmu. Hal yang demikian sengaja dilakukan agar manusia bebas untuk mengembangkan nalarnya dalam mengenal Tuhan, dan al-Quran dengan caranya yang demikian itu, bahwa yang terpenting adalah bagaimana pengaruh dari mengenal Tuhan itu terhadap tumbuhnya akhlak yang mulia, moralitas yang tinggi, amal shaleh, dan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat dan terhadap Tuhan. Hal ini sejalan dengan prinsip ajaran Islam yang menjunjung tinggi aspek moralitas dan amal shaleh. Pertama-tama kita beriman kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Iman itu melahirkan tata nilai berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa rabbaniyah, yaitu tata nilai yang wajib dijiwai oleh kesadaran bahwa hidup ini berasal dari Tuhan dan menuju kepada Tuhan Inna Lillahi Wa inna Ilaihi Rajiâun, Sesunggnnuhnya kita berasal dari Tuhan dan kita akan kembali kepada-Nya. Tuhan adalah pencipta semua wujud yang lahir dan batin, dan Dia telah menciptakan manusia sebagai puncak ciptaan, untuk menjadi khalifah-Nya di bumi. Karena itu, manusia harus berbuat sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan kepada-Nya, baik di dunia ini, maupun khususnya, kelak dalam pengadilan Ilahi di akhirat. Orang muslim berpandangan bahwa demi kesejahteraan dan keselamatan mereka sendiri di dunia dan di akhirat, mereka harus bersikap pasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berbuat baik kepada sesama manusia. Sikap berserah diri kepada Tuhan berislam mengandung beberapa konsekuensi. Cara Bermaârifat Untuk bermaârifat kepada Allah Swt mempunyai dua cara yaitu Pertama, dengan menggunakan akal pikiran dan memeriksa secara teliti ciptaan Allah yang berupa benda-benda yang beraneka ragam ini. Kedua, dengan mengetahui nama-nama Allah serta sifat-sifat-Nya. Dengan optimalisasi peran akal pikiran dan memaârifati nama-nama serta sifat-sifat Allah, maka seseorang akan dapat bermaârifat kepada Tuhan dan ia akan memproleh petunjuk ke arah itu. Pandangan Ulama Tentang Maârifat Al-Muhasibi maârifat harus ditempuh melalui jalan tasawuf yang didasarkan pada kitab dan sunnah. Al-Muhasibi juga menjelaskan tahapan-tahapan maârifat sebagai berikut Taat; awal dari kecintaan kepada Allah, menurut Al-Muhasibi tampak dari ketaatan. Taat tiada lain adalah wujud konkrit kecintaan seorang hamba kepada Allah. Kecintaan kepada Allah hanya dapat dibuktikan dengan jalan ketaatan, bukan sekadar ungkapan kecintaan semata lewat lisan. Mengekspresikan kecintaan kepada Allah hanya dengan ungkapan-ungkapan, tanpa pengalaman merupakan kepalsuan semata. Di antara implementasi kecintaan kepada Allah adalah memenuhi hati dengan sinar. Sinar ini kemudian melimpah pada lidah dan anggota tubuh yang lain. Aktivitas anggota tubuh yang telah disinari oleh cahaya yang memenuhi hati merupakan tahap maârifat selanjutnya. Pada tahap berikutnya, Allah menyingkapkan khazanah-khazanah keilmuan kegaiban kepada setiap orang yang telah menempuh kedua tahap di atas. Ia akan menyaksikan berbagai rahasia yang selama ini disimpan Allah. Terakhir, sampailah pada tahapan, sebagaimana yang dikatakan oleh kaum sufi dengan fana yang menyebabkan baqa. Dzun nun Al-Mishri Sesungguhnya maârifah yang hakiki adalah bukan ilmu tentang keesaan Tuhan sebagaimana yang telah dipercayai oleh orang-orang mukmin. Ia juga bukan ilmu-ilmu burhan dan nazhar milik para hakim, mutakallimin ahli balaghah. Akan tetapi, ia adalah al-maârifah kepada keesaan Tuhan yang khusus dimiliki para wali Allah sebab mereka adalah orang yang menyaksikan Allah dengan mata hatinya, maka terbukalah baginya apa yang tidak dibukakan untuk hamba-hambanya yang lain. Al-maârifah yang ia pahami adalah bahwa Allah menyinari hatimu dengan cahaya maârifah yang murni, seperti matahari tak dapat dilihat kecuali dengan cahaya. Kedekatan hamba kepada Sang Rahman menafikan dirinya sendiri. Lebur fana dalam kekuasaannya, berbicara dengan ilmu yang telah diletakkan Allah pada lidah mereka, melihat dengan penglihatan Allah, dan berbuat dengan pebuatan Allah. Imam Al-Ghazali maârifat adalah mengetahui rahasia Allah dan mengetahui peraturan-peraturan Allah tentang segala yang ada. Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali membedakan jalan pengetahuan sampai kepada Tuhan bagi orang awam, ulama dan orang sufi. Oleh karena itu, ia membuat perumpamaan tentang keyakinan bahwa si fulan ada di dalam rumah, dengan mengikuti perkataan seorang bahwa si fulan berada di rumah tanpa menyelidiki lagi. Bagi para ulama keyakinan adalah ibarat si fulan di rumah, dibangun atas dasar ada tanda-tandanya seperti ada suara si fulan walaupun tidak kelihatan orangnya. Sementara orang arif tidak hanya melihat tanda-tandanya melalui suara di balik dinding, lebih jauh dari itu, ia pun memasuki rumah dan menyaksikan dengan mata kepalanya, bahwa si fulan benar-benar berada di rumah. Maârifat seorang sufi tidak dihalangi hijab, sebagaimana ia melihat si fulan berada di rumah dengan mata kepalanya sendiri. Ringkasnya, maârifat menurut al-Ghazali tidak seperti maârifat menurut orang awam maupun maârifat para ulama, tetapi maârifat sufi dibangun atas dasar dzauq rohani dan kasyif ilahi. Maârifat semacam ini dapat dicapai oleh para khawash aulia tanpa melalui perantara langsung dari Allah, sebagaimana ilmu kenabian yang langsung diperoleh dari Allah, walaupun dari segi perolehan ilmu ini berbeda antara nabi dan wali. Nabi mendapat ilmu Allah melalui perantara malaikat allah, sedangkan para wali mendapatkan ilmu dari ilham. Meskipun demikian, kedua-duanya sama-sama memperoleh ilmu dari Allah. _ _ _ _ _ _ _ _ _ Jangan lupa berikan reaksi dan komentar Anda di kolom komentar di bawah ya! Selain apresiasi kepada penulis, komentar dan reaksi Anda juga menjadi semangat bagi Tim Redaksi đ Silakan bagi share ke media sosial Anda, jika Anda setuju artikel ini bermanfaat! Jika Anda ingin menerbitkan tulisan di silakan kirim naskah Anda dengan bergabung menjadi anggota di Baca panduannya di sini! Untuk mendapatkan info dan artikel terbaru setiap hari Anda bisa juga mengikuti Fanpage Facebook di sini! [zombify_post]
FatwaSyekh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin Pertanyaan: Bagaimana definisi iman menurut ahlus sunnah wal jama'ah, yaitu tentang bertambah dan berkurangnya iman. Alumni Ma'had Al-'Ilmi Yogyakarta (2003-2005). Pendidikan Dokter FK UGM (2003-2009). S2 (MSc) dan S3 (PhD) Erasmus University Medical Center Rotterdam dalam bidang Virologi
Catatan 1. 2. Buku KAIS I tentang Maârifatullah ini hanya bersifat referensi dan pembantu semata untuk menambah wawasan tentang maârifatullah. Untuk teknis penyampaian materi diserahkan kepada tiap kakak bina karena tiap orang mempunyai cara penyampain sendiri, akan tetapi harus mengikuti kepada poin â poin silabus yang telah dibuat dan tujuan dari KAIS tentang maârifatullah harus tercapai. BAB I PENTINGNYA MENGENAL ALLAH AHAMMIYYATU MAâRIFATULLAH Definisi Maârifatullah Secara bahasa maârifatullah artinya yaitu mengenal Allah Subhanahu Wa Taâala. Sebagai muslim, istilah mengenal hanya tidak cukup tapi istilah maârifatullah dapat diartikan mengenal Allah Azza wa Jalla dengan nama â nama-Nya yang maha indah, sifat â sifat-Nya yang maha terpuji sebagaimana dijelaskan dalam Al â Qurâan dan hadist tanpa at-tahrĂŽf menyelewengkan maknanya yang benar, at-taâthĂŽl menolak/ mengingkarinya, at-takyĂŽf membagaimanakannya dan at-tamtsĂŽl menyerupakannya dengan makhluk. Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah berkata, âKita tidak boleh menyifati Allâh Azza wa Jalla kecuali dengan sifat yang Dia Subhanahu wa Taâala tetapkan untuk diri-Nya dalam al-Qurâân dan yang ditetapkan oleh rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam dalam haditshadits yang shahih, kita tidak boleh melampaui al-Qurâân dan hadits.â Dinukil oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam MajmĂťâul Fatâwâ 5/26. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, âSesungguhnya maârifatullâh yang benar adalah mengenal zat-Nya, mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta mengenal perbuatan-perbuatan-Nya.â Dinukil oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam MajmĂťâul Fatâwâ 17/104. Tidak akan mungkin seorang hamba bisa beribadah kepada-Nya dengan rasa cinta, mengharapkan rahmat-Nya dan takut terhadap siksaan-Nya tanpa dia mengenal kemahaindahan nama-nama-Nya dan kemahasempurnaan sifat-sifat-Nya yang semua ini menunjukkan betapa Allâh maha agung dan maha tinggi. Dia satu-satunya yang berhak dibadahi dan tidak ada sembahan yang benar kecuali Dia Azza wa Jalla. Lihat kitab Fiqhul Asmâ-il Husnâ, hlm. 10. Salah seorang Ulama salaf mengungkapkan makna ini dalam ucapannya, âSungguh kasihan orang-orang yang cinta dunia, mereka pada akhirnya akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini.â Lalu ada yang bertanya, âApakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini ?â Ulama itu menjawab, âCinta kepada Allâh, merasa tenang ketika mendekatkan diri kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya.â Dinukil oleh Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Ighâtsatul Lahfân 1/72. Ahammiyah Ma'rifatullah Pentingnya mengenal Allah Ada Riwayat yang menyatakan bahwa hal pertama yang harus dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah awwaluddin ma'rifatullah. Dengan mengenal Allah, kita akan mengenal diri. Siapakah kita? Bagaimana kedudukan kita dibandingkan dengan makhlukmakhluk lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang? Apakah tanggungjawab kita dan ke manakah akhir hidup kita? Semua pertanyaan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenal Allah sebagai Rabb dan Ilah Yang Mencipta, Yang Menghidupkan, Yang Mematikan dan seterusnya. Dengan mengenal Allah, kita akan mendapatkan banyak keuntungan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu sangat perlu kita mengenal Allah. Selain itu, perlunya mengenal Allah karena begitu banyak dalil yang terhampar di sekitar kita yang tidak mungkin dinafikan baik secara akal sehat ataupun dengan berbagai pendekatan ilmu. a. Mengenal Allah hukumnya wajib Artinya âMaka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah sesembahan, tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.â QS. Muhammad 47 19 Ayat diatas mengarahkan kepada kita dengan kalimat "Fa'lam annahu" ketahuilah oleh mu bahwasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila Al â Qurâan menggunakan sighah amar perintah maka wajib bagi kita menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah makrifatullah adalah wajib. b. Allah menyatakan bahwa tiada tuhan melainkan Allah. Artinya âAllah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksanaâ. QS. Ali Imran 3 18 Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia dan telah mengakui pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu sedang Allah berdiri dengan keadilan. Tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. c. Allah menjanjikan bagi hamba-Nya yang mengingkari Allah dengan api neraka. Artinya âDan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah "Apakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?" Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah.â QS. Al â Hajj 22 72 -73 Allah telah menjanjikan mereka yang mengingkari ayat-ayat Allah dengan api neraka. Karena itu mengenal Allah dengan mentadaburi ayat â ayat-Nya adalah sangat penting dan utama agar selamat dari api neraka. d. Mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya Artinya âDan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.â QS. Az â Zumar 39 67 Orang-orang kafir tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang sebenarnya karena mereka salah dalam mengenal Allah. Ayat ini mengajak kita agar tidak salah mengagungkan terhadap hakikat ketuhanan Allah yang sebenarnya. Oleh karena itu kita harus shahih dan tepat dalam maârifatullah. Tema Pembahasan maârifatullah Pembahasan mengenai maârifatullah adalah berbicara tentang Rabb, Malik, Ilah dan Asma wa Sifat. Kata Rabb dalam Al â Qurâan berarti bahwa Allah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Kata Malik berarti bahwa Allah sebagai Raja. Kata Ilah mengandung arti bahwa Allah-lah yang paling dicintai, paling ditakuti dan sebagai sumber pengharapan. Dan kalimat Asma wa Sifat menerengkan bahwa dalam mengenai Allah dengan nama â nama dan sifat â sifat-Nya. Imam Ibnul Jauzi rahimahullah berkata, âSesungguhnya maârifatullâh yang benar adalah mengenal zat-Nya, mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya, serta mengenal perbuatanperbuatan-Nya.â Dinukil oleh syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam MajmĂťâul Fatâwâ 17/104. Manfaat Maârifatullah Hasil dari pengenalan kepada Allah adalah bertambahnya iman dan takwa sehingga mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akherat. Dengan mengenal Allah maka kita akan mendapatkan beberapa manfaat seperti a. Al Hurriyah Kebebasan Mengenal Allah berarti menyerahkan dirinya dan semua urusannya kepada Allah. Dengan mengenal Allah akan timbul keyakinan kepada taqdir dan menjadikan diri kita hanya bergantung kepada sang Pencipta saja. Dengan demikian kita menjadi bebas dari segala tuntutan hawa nafsu yang dapat membelenggu diri kita dan juga lepas dari segala ikatan yang membuat kita sangat bergantung dan menjadi tidak aman. Artinya âOrang â orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.â QS. Al â Anâaam 6 82 b. Thumaâninah Memberikan ketenangan Mengenal Allah akan menuntut kita untuk ingat kepadaNya melalui dzikir dan menjalankan ibadah. Ketenangan akan diperoleh dengan mengingatNya. Allah Subhanahu Wa Taâala berfirman tentang orang-orang yang beriman akan mendapatkan ketentraman hati. Bahkan dalam surat yang lain disebutkan bahwa hanya dengan mengenal Allah, hati menjadi tenang. Cara lain selain mengingat Allah, hati belum tentu tenang dan tentram. Dengan demikian kepentingan kita mengenal Allah adalah untuk kepentingan kita sendiri. Artinya âyaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.â QS. Ar â Raâd 13 28 c. Al Barakat Keberkahan Allah akan melimpahkan keberkahan kepada manusia yang beriman dan bertaqwa, ini merupakan janji Allah. Iman dan taqwa hanya diperoleh dari pengenalan dan pemahaman kita kepada Allah dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Artinya âJikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.â QS. Al â Aâraaf 7 96 d. Al Hayatul Thayibah kehidupan yang baik Kehidupan yang baik untuk diukur dari materi. Banyak mereka yang mempunyai kecukupan dan kelebihan materi tetapi tidak mendapatkan kehidupan yang baik. Hidup mereka susah, tidak tenang, tidak tentram, gelisah dan merasakan kekurangan terus menerus. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang tenang walaupun tidak mempunyai kecukupan materi, kita mempunyai kedamaian hati. Dapat mengatasi berbagai masalah kehidupan manusia dan dunia dengan iman dan amal shaleh. Artinya âBarangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.â QS. An â Nahl 16 97 e. Al Jannah Syurga Kepentingan mengenal Allah juga akan mengantarkan kita ke surga. Mengimani Allah mesti diikuti dengan melaksanakan amal shaleh. Misalnya kita telah mengenal Allah tentang berbagai kebaikanNya yang diberikan kepada manusia seperti rezki, kesehatan, kehidupan, anak, pekerjaan, makan, minum dan banyak lagi kebaikan Allah lainnya. Dengan mengenal kebaikan Allah maka sangat tidak wajar kita tidak berterima kasih dan tidak bersyukur kepada Allah, oleh karena itu rasa syukur kita perlu diwujudkan dalam amal shaleh dan ibadah. Artinya âAllah menyeru manusia ke Darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus Islam. Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya kenikmatan melihat Allah. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.â QS. Yunus 10 25 â 26 f. Nardhatillah Keridhaan Allah Seorang yang mengenal Allah akan selalu mengharap ridha-Nya dalam setiap perbuatannya, dalam perjalanan hidupnya ia tidak akan berbuat sesuatu kecuali bila hal itu diridhai Allah Subhanahu Wa Taâala. Lain halnya dengan orang yang tidak mengenal Allah. Ia berbuat berdasarkan kemauan syahwat dan kehendak hawa nafsunya. Jadilah hawa nafsunya Tuhan selain Allah, yang memerintah dan melarangnya. Allah Subhanahu Wa Taâala akan ridha kepada kita apabila kita ridha menjalankan semua perintah-Nya. Salah satu bentuk keridhaan Allah kepada hamba-Nya adalah dengan memberikan tiket ke syurga-Nya. Artinya âBalasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya.â QS. Al â Bayyinah 98 8 BAB II CARA MENUJU MAâRIFATULLAH ATHTHARIIQ ILA MAâRIFATILLAH Memahami bahwa Jalan mengenal Allah adalah melalui ayat-ayat-Nya Allah Subhanahu Wa Taâala tidak menampilkan wujud Dzatnya Yang Maha Hebat di hadapan makhluk-makhluknya secara langsung dan dapat dilihat seperti kita melihat sesama makhluk. Maka, segala sesuatu yang tampak dan dapat dilihat dengan mata kepala kita, pasti itu bukan tuhan. Allah menganjurkan kepada manusia untuk mengikuti Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam supaya berpikir tentang makhluk-makhluk Allah. Jangan sekali-kali berpikir tentang Dzat Allah. Makhluk-makhluk yang menjadi tanda kebesaran dan keagungan Allah inilah yang disarankan di dalam banyak ayat Al-Qurâan agar menjadi bahan berpikir tentang kebesaran Allah. Ayat-ayat Ayat-ayat Allah yang bisa kita saksikan ada dua macam a. Ayat Allah yang ada di Al-Qurâan Ayat Qauliyah. b. Ayat Allah yang ada di alam semesta Ayat Qauniyah. a. Ayat Qauliyah Ayat-ayat qauliyah adalah ayat-ayat yang difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Taâala di dalam Al-Qurâan. Ayat-ayat ini menyentuh berbagai aspek, ajaran-ajaran konsep hidup, peraturan yang lengkap adalah merupakan mu'jizat yang nyata yang menunjukan akan adanya Allah. Artinya âDemi buah Tin dan buah Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota Mekah ini yang aman; sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya nerakaâ. QS. At â Tin 95 1 â 5 b. Ayat Qauniyah Ayat kauniah adalah ayat atau tanda yang wujud di sekeliling yang diciptakan oleh Allah. Ayat-ayat ini adalah dalam bentuk benda, kejadian, peristiwa dan sebagainya yang ada di dalam alam ini. Oleh karena alam ini hanya mampu dilaksanakan oleh Allah dengan segala sistem dan peraturan-Nya yang unik, maka ia menjadi tanda kehebatan dan keagungan Penciptanya. Hal tersebut dapat dilihat pada QS. Nuh 41 53 berikut Artinya âKami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qurâan itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?â. QS. Nuh 41 53 Sesungguhnya banyak sekali fenomena â fenomena yang yang menunjukkan kebesaran Allah. Di antara sesuatu yang wajib diterima akal adalah bahwa setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan. Begitu juga alam semesta ini, tentu ada yang menjadikannya. Artinya âApakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri?â QS. Ath â Thuur 52 35 Artinya âSesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati kering-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan.â QS. Al â Baqarah 2 164 Artinya âDan di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin. Dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?â QS. Adz â Dzaariyat 51 20 â 21 Metode Islam Memahami pendekatan dalam mengenal Allah menggunakan metode Islam, diantaranya sebagai berikut a. Naqli dan Akal Islam menghargai nilai akal yang dimiliki manusia. Karena dengan sarana akal ini, manusia mampu berpikir dan memilih antara yang benar atau salah. Walau begitu, dengan akal semata-mata tanpa panduan dari Pencipta akal, pencapai pemikiran manusia cukup terbatas. Apa lagi jika dicampurkan dengan unsur anasir hawa nafsu dan zhan prasangka. Gabungan antara kemampuan akal dan panduan dari Penciptanya akan menghasilkan pengenalan yang tepat dan mantap terhadap Allah swt. Maka, menjadi satu kesalahan besar apabila manusia tidak menggunakan akalnya untuk berpikir. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa ayat dalam Al-Qurâan, diantaranya Artinya âDan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. Katakanlah, âPerhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.â QS. Yunus 10 100-101 Artinya âAllah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal; yaitu orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.â QS. Ath-Thalaaq 65 10 Artinya âDan mereka berkata, âSekiranya kami mendengarkan atau memikirkan peringatan itu niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala.â QS. Al-Mulk 67 10 b. Tasdiq membenarkan Hasil dari berpikir dan meneliti secara terus menurut pedoman-pedoman yang sewajarnya, akan mencetuskan rasa kebenaran, kehebatan dan keagungan Allah. Boleh jadi ia berbetulan dengan firman Allah di An-Najm 53 11 yang berbunyi, âTiadalah hatinya mendustakan mengingkari apa-apa yang dilihatnya. Hati mula membenarkan dan akur kepada kebijaksanaan Tuhan.â Artinya â Yaitu Orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, âYa Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.â QS. Ali Imran 3 191 Artinya âSesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.â QS. Qaf 50 37 c. Menghasilkan Iman. Metode pengenalan kepada Allah yang dibawa oleh Islam ini cukup efektif secara berurutan sehingga akhirnya menghasilkan keimanan sejati kepada Allah Azza Wa Jalla. Iman seseorang bisa dikatakan bagus dengan salah satunya beriman kepada Allah. Unsur iman merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan. Metode Selain Islam Pemikiran berkenaan theologi dan ketuhanan banyak juga dibawa oleh pemikir-pemikir dari penjuru dunia, tetapi tidak berlandaskan kepada metoda yang sebenarnya. Kebanyakannya berlandaskan duga-dugaan, sangka-sangkaan, dan hawa nafsu. Pastinya metoda itu tidak akan sampai kepada tujuan natijah yang sebenar karena bayang-bayang khayalan tetap menghantui pemikiran mereka. Ada tuhan angin, tuhan api, tuhan air yang berasingan dengan rupa-rupa yang berbeda seperti yang digambarkan oleh Hindu, Budha, dan seumpamanya. a. Dugaan dan Hawa Nafsu Dua unsur utama dalam metoda mengenal tuhan yang tidak berlandaskan disiplin yang benar adalah sangka-sangkaan dan juga hawa nafsu. Campur tangan dua unsur ini sangat tidak mungkin untuk mencapai natijah yang tepat dan shahih. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa ayat dalam Al-Qurâan, diantaranya Artinya âDan ingatlah, ketika kamu berkata, âHai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang,â karena itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya.â QS. Al-Baqarah 2 55 Artinya âDan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka kerjakan.â QS. Yunus 10 36 Artinya âTelah sempurnalah kalimat Tuhanmu Al-Qurâan sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah-ubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.â QS. Al-Anâam 6 115 b. Ragu-Ragu Apabila jalan yang dilalui tidak jelas dan tidak tepat, maka hasil yang didapati juga sangat tidak meyakinkan. Mungkin ada hasil yang didapati, tetapi bukan hasil yang sebenarnya. Bagaimanakah kita ingin mengenal Allah tetapi kaidah pengenalan yang kita gunakan tidak menurut neraca dan panduan yang telah ditetapkan oleh Allah. Kadangkala Umar bin Khattab tersenyum sendiri mengenangkan kebodohannya menyembah patung yang dibuatnya sendiri dari gandum sewaktu jahiliyah. Apabila terasa lapar, dimakannya pujaan itu. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa ayat dalam Al-Qurâan, diantaranya Artinya âDan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al-Qurâan, hingga datang kepada mereka saat kematiannya dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.â QS. Al â Hajj 22 55 Artinya âApakah ketidak datangan mereka itu karena dalam hati mereka ada penyakit, atau karena mereka ragu-ragu, ataukah karena takut kalau-kalau Allah dan rasul-Nya berlaku zalim kepada mereka? Sebenarnya, mereka itulah orang-orang yang zalim.â QS. An-Nur 24 50 c. Berakibat Kufur Semua metoda pengenalan yang tidak berasaskan cara yang dianjurkan oleh Islam, yaitu mengikuti aqli dan naqli, akan membawa ke jalan kekufuran terhadap Allah Subhanahu Wa Taâala. Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara', kufur adalah tidak beriman kepada Allah Subhanahu waTaâala dan RasulNya, baik dengan mendustakannya atau tidak mendustakannya. BAB III PENGHALANG MENGENAL ALLAH AL MAWANIâ FII MAâRIFATULLAH Artinya Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab "Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi". Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan "Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini keesaan Tuhan" QS. Al Aâraf 7 172 Secara fitrah, semua manusia telah bersaksi bahwa Allah adalah tuhannya, jauh sebelum ia dilahirkan. Yang menghalangi manusia dari mengenal Allah adalah sifat-sifat manusia itu sendiri seperti yang Allah sebutkan dalam Qurâan . Artinya âMaka Dia mengilhamkan kepadanya jalan kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya jiwa ituâ QS. Asy Syam 91 8 â 9 Sifat-sifat penghalang mengenal Allah berasal dari 2 sumber 1. Sifat yang berasal dari penyakit syahwat - Fasiq Yaitu sifat seorang muslim yang secara sedar melanggar ajaran Allah Islam atau dengan kata lain orang tersebut percaya akan adanya Allah, percaya akan kebenaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW tetapi dalam tindak perbuatannya mereka mengingkari terhadap Allah SWT dan hukumNya, selalu berbuat kerosakan dan kemaksiatan. Artinya âSesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan "Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?." Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orangorang yang fasik. yaitu orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.â QS. Al â Baqarah 2 26 â 27 - Artinya âDan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.â QS. Al Hasyr 59 19 Sombong Sombong adalah sifat yang menganggap dirinya lebih dengan meremehkan orang lain. karenanya orang yang takabbur itu seringkali menolak kebenaran, apalagi bila kebenaran itu datang dari orang yang kedudukannya lebih rendah dari dirinya. Artinya âTuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka orang-orang yang tidak beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari keesaaan Allah, sedangkan mereka sendiri adalah orang-orang yang sombong.â QS. An Nahl 16 22 Artinya Allah berfirman "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." QS. Al Aâraf 7 12 Artinya âYaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka. Amat besar kemurkaan bagi mereka di sisi Allah dan di sisi orang-orang yang beriman. Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenangwenang.â - QS. Ghafir / Al â Muâmin 40 35 Zalim Zalim adalah meletakkan sesuatu/ perkara bukan pada tempatnya dan zalim adalah perbuatan menyakiti seseorang ataupun diri sendiri. Artinya âDan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.â QS. As Sajdah 32 22 Artinya - âDan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.â QS. As Shaff 61 7 Dusta Dusta adalah sifat dimana memberitakan tidak sesuai dengan kebenaran, baik dengan ucapan lisan secara tegas maupun dengan isyarat seperti menggelengkan kepala atau mengangguk. Artinya âDalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.â QS. Al Baqarah 2 10, - QS. Al Mursalat 77 10 â 19 Banyak dosa QS. Al Mutaffiffin 14 Hasil dari penyakit syahwat ini akan menyebabkan pelakunya mendapat murka Allah. Penyakit ini dapat ia sembuhkan dengan ber-mujahadah mendekat kepada Allah. 2. Sifat yang berasal dari penyakit subhat - Jahil atau bodoh QS. Az Zumar 39 65 Ragu-ragu Qs. Al Hajj 22 55 Menyimpang Qs. Al Maâidah 50 13 Lalai Qs. Al Aâraf 7 179 Puncak atau akibat dari penyakit subhat ini sangat fatal. Karena akan menyebabkan pelakunya berada pada kesesatan. Namun, ia dapat kembali kepada jalan yang lurus, saat ia mau diobati dan mengobati jiwanya dengan ilmu. BAB IV BUKTI KEBERADAAN ALLAH Allah Subhanahu Wa Taâala memberikan berbagai sarana dan jalan hingga kita dapat memiliki kepercayaan kepada-Nya sampai kadar keyakinan yang ilmiah, sebagaimana keyakinan kita melihat benda yang dapat ditangkap dengan indra. Secara umum, ilmu ada dua katagori, yaitu ilmu dharuri aksiomatis dan ilmu nazhari teoritis. Ilmu dharuri adalah pengetahuan akan sesuatu yang tidak membutuhkan dalil, karena keberadaannya dapat disentuh dengan indra. Ketika kita berada di dpn suatu masjid, kita tidak memerlukan dalil untuk mengatakan bahwa masjid itu ada. Sedangkan ilmu yang hanya dapat diperoleh dengan dalil disebut ilmu nazhari. Misalnya luas segitiga adalah setengah kali alas kali tinggi 1/2 x a x t. Dan sesungguhnya, fenomena alam dan perangkat kehidupan yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wa Taâala dapat menuntun kita pada maârifat kepada-Nya dengan maârifat yang sangat dekat, sebagaimana ilmu dharuri yang dapat dilihat dengan mata kepala. Berikut ini kita bahas dalil-dalil yang dapat menguatkan keyakinan kita akan keberadaan Allah Subhanahu Wa Taâala. 1. Ad dalil al fithri dalil fitrah Ketika kita menghadapi musibah berat yang tak mampu kita hadapi, spontan kita akan meminta perlindungan dan pertolongan kepada âkekuatan ghaibâ di balik alam ini. Inilah fitrah imaniahâ karakter dasar keimanan yang pasti muncul pada saat-saat seseorang tidak sanggup menghadapi ujian duniawi. lihat QS. Az Zumar ayat 8, Ar Rum ayat 33, An Naml ayat 62, Al Ankabut ayat 65, Lukman ayat 32, An Nahl ayat 53. Dikatakan kepada Rabiâah al Adawiyah, seorang tokoh muslimah ahli ibadah, bahwa seseorang dapat menunjukkan seribu dalil akan adanya tuhan. Ia tertawa dan berkata, âSatu dalil sudahlah cukup.â âApa itu ?â tanya orang itu. âKalau kamu berjalan di tengah padang pasir, lalu kakimu tergelincir dan jatuh ke lubang sebuah sumur hingga tidak bisa keluar darinya, apa yang akan kamu perbuat ?â tanya Rabiâah. âKami akan berkata, ya Allah,â jawabnya. âNah, itulah dalilâŚ,â tegas Rabiâah. Demikianlah fitrah manusia. Dia memang diciptakan Allah Subahanahu Wa Taâala di atas fitrah agama Allah, sehingga keimanan kepada Allah sesungguhnya telah bersemayam dalam hati setiap insan, siapapun orangnya dan yang lahir dari siapapun. âMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah. tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.â QS. Ar Rum, 30 30. Dalil lain yang mendukung QS. 7172, 2961, 439, 7514-15 2. Ad dalil al hassiy dalil panca indera Panca indra manusia diciptakan sebagai alat untuk mengenal alam benda di sekitar kita. Namun apa yang ada pada diri kita itu memiliki banyak sekali keterbatasan. Mata kita misalnya. Ada hal-hal yang sebenarnya ada di dunia ini, tetapi mata tidak mampu melihatnya. Misalnya arus listrik, udara, aroma dan sebagainya. Apa yang kita lihat juga kadang tidak menunjukkan fakta yang sebenarnya. Misalnya pensil yang dimasukkan dalam segelas air terlihat patah padahal sebenarnya tidak. Rel kereta api bila kita lihat semakin jauh terlihat bertemu pada satu ujung, padahal tidak demikian faktanya. Lautan terjauh yang kita lihat seolah-olah bertemu dengan ujung dunia, padahal realitanya tidaklah demikian. Keterbatasan indra inilah yang justru menjadi dalil bahwa sesungguhnya di balik dunia yang kita tangkap dengan indra masih terdapat dunia lain. Termasuk di dalamnya adalah dunia ghaib, di mana Allah Subahanahu Wa Taâala termasuk bagian darinya. Dengan demikian, barangsiapa mengingkari wujud Allah Subahanahu Wa Taâala hanya karena indra tidak menangkapnya, maka ia harus juga mengingkari banyak sekali realita yang ada di dunia ini, yang tidak bisa ditangkap oleh indra manusia. Benarlah apa yang Allah firmankan, â Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.â QS. Al Anâam, 6 103. Dalil lain yang mendukung QS. 541, 171, 89, 3125, 3637-40 3. Ad dalil al aqli dalil akal Akal memiliki keistimewaan berupa kemampuan membuat kesimpulan dari data-data yang tertangkap panca indra kita. Kesimpulan inilah yang akan menghadirkan berbagai hakikat penting yang sangat dibutuhkan manusia dalam beragama. Seorang Arab badui suatu ketika ditanya tentang keberadaan Allah, lalu dia menunjuk seonggok kotoran onta sambil balik bertanya, Tahukah Anda, kotoran apakah itu ?â Kotoran onta jawabnya,â jawabnya. Sang badui kemudian bertanya lagi, Apakah Anda melihat ontanya ?â âTidakâ, jawabnya. Sang badui bertanya lagi, Lalu, bagaimana Anda bisa mengetahui bahwa kotoran itu adalah kotoran onta, tanpa Anda tahu ontanya ?â Dengan melihat ciri-cirinya,â jawabnya lagi. Sang badui kemudian berkata, âLihatlah ke atas dan lihatlah alam semesta. Jika kotoran onta menunjukkan adanya onta tanpa harus terlihat ontanya, apakah tidak cukup bahwa alam semesta ini menunjukkan adanya pencipta tanpa harus terlihat sang pencipta ? Dialah Allah.â Allah Subahanahu Wa Taâala berfirman, â Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata, âYa Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka.â QS. Ali Imron, 3 190-191. Dalil lain yang mendukung QS. 4153, 2788, 871-4 4. Dalil Naql Pendekatan dalili akal hanya sampai pada kesimpulan akan adanya dzat ghaib yang berada di balik alam semesta ini. Namun siapakah dia? Nash teks wahyu Al Quran memperkenalkannya dengan sangat jelas. Ayat-ayat Al Quran telah menunjukkan kepada kita akan keberadaan Sang Maha Pencipta. Ayat-ayat yang terangkai dalam Al Quran merupakan untaian mukjizat untuk menunjukkan keberadaan-Nya. Allah Subhanahu Wa Taâala berfirman dalam beberapa ayat-Nya berikut ini ; âSesungguhnya tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia sengaja menciptakan Arsy. Dia tutup malam dengan siang yang mengikutinya dengan cepat. Matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah, mencipta dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Berkat Allah, tuhan semesta alam.â QS. Al Aâraf, 7 54. âSesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan melainkan Aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.â QS. Thaha, 20 14 âDialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada tuhan selain Dia. Raja yang Mahas Suci, yang Maha Sejahtera, yang mengkaruniakan keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Esa, yang memiliki segala keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang Membentuk rupa, yang Mempunyai nama-nama yang paling baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan apa yang di bumi. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.â QS. Al Hasyr 22-24. Dalil lain yang mendukung QS. 482, 1788, 301-3, 159, 474 5. Ad dalil at tarikhi dalil sejarah Peninggalan situs-situs sejarah yang masih dapat kita saksikan hingga kini, menunjukkan adanya kepercayaan umat manusia akan keberadaan Tuhannya. Ritual haji di depan Kaâbah oleh musyrikin Arab, candi Borobudur di Indonesia, Pagoda Songkla dan lainnya menunjukkan pengakuan manusia akan adanya Sang Pencipta. âMaka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima akibat-akibat seperti itu.â QS. Muhammad,47 10. Dalil lain yang mendukung QS. 3137, 7176, 12111, 11120 BAB V MENGESAKAN ALLAH TAUHIDULLAH Tauhidullah Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat tentang keberadaan Allah, Rabb yang disifati dengan semua sifat kesempurnaan dan sifat kemuliaan, satu-satunya yang berhak diibadahi. Iman kepada Allah merupakan asas dan inti aqidah Islamiyah. Iman kepada Allah meliputi beberapa cakupan, diantaranya; Iman terhadap Rububiyah-Nya, Iman terhadap Mulkiyah-Nya, Iman terhadap Uluhiyah-Nya, Iman terhadap Asma wa Sifat-Nya. Tauhid Rububiyatullah Yaitu mentauhidkan segala apa yang dilakukan Allah, baik mencipta, memberi rezeki, menghidupkan dan mematikan, serta bahwasanya Dia adalah Raja, Penguasa, dan Yang mengatur segala sesuatu. Allah Sebagai AlKhaliq Kandungan Tauhid Rububiyah Allah Sebagai ArRaziq Allah Sebagai AlMudabbir Dalil-dalil yang menunjukkan pembagian Tauhid Rububiyah - QS. Al-Fatihah 1 - QS Al-Aâraf 54 - QS Ar-Raâd 16 - QS Al-Muâminum 84-89 - QS Ghofir 64 - QS Az-Zumar 62 Penetapan Tauhid Rububiyah saja tidak menjadikan seseorang masuk, artinya penetapan keislaman seorang muslim bukan hanya tauhid Rububiyah, karena kaum Musyrikin pun ternyata menetapkannya, akan tetapi itu tidak menjadikannya sebagian Muslim lihat QS Luqman 25 Imam Ibnul Qayyi rahimahullohu taâala berkata; âSeandainya keimana kepada tauhid Rububiyah ini saja dapat menyelamatkan, tentunya orang-orang musyrik telah diselamatkan. Akan tetapi urusan yang amat penting dan menjadi penentu adalah keimanan kepada tauhid uluhiyah yang merupakan pembeda antara orang-orang musyrikin dan orang-orang mentauhidkan Allah. Tauhid Mulkiyatullah Yaitu mentauhidkan meng-Esa-kan Allah dalam segala perbuatan-Nya diakherat. Caranya adalah menetapkan keesaan Allah dalam kekuasaan-Nya di akhirat, terutama kekuasaan-Nya dalam menegakkan hari akhir, menyelesaikan segala urusan, menegakkan keadilan dan membalas semua perbuatan. Tauhid mulkiyah mencakup seluruh keesaan Allah dalam segala perbuatannya di akhirat. Menegakkan dan menguasai hari pembalasan Tidak ada keraguan bahwa Allah akan menegakkan hari kiamat, memusnahkan dunia dan membangkitkan kembali manusia. Pada hari itu, kekuasaan sepenuhnya di tangan Allah. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Furqan ayat 26 âKerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah hari itu, satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir.â Serta disebutkan pula dalam Al-Quran surat Ghafir ayat 16-17 âYaitu hari ketika mereka keluar dari kubur, tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. Lalu Allah berfirman "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat hisabnya.â Menyelesaikan semua urusan Tentang keesaan Allah dalam hal kembalinya segala urusan untuk diputuskan, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 210 âTiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan malaikat pada hari kiamat dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkaranya. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.â Serta yang utama adalah memutuskan perselisihan dalam perkara agama, sebagaimana disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Jatsiyah ayat 17 âDan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan agama, maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya.â Menegakkan keadilan, membuat perhitungan dan membalas semua perbuatan Tentang keesaan Allah dalam memberi hukuman dan perhitungan, disebutkan dalam AlQuran surat Al-Anâam ayat 62 âKemudian mereka hamba Allah dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum hanya kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.â Tentang keesaan-Nya dalam memberi balasan, pahala dan pertolongan, disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Kahfi ayat 44 âDi sana pertolongan itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan sebaik-baik Pemberi balasan.â Konsekuensi Tanda seseorang beriman kepada tauhid mulkiyah adalah ikhlas mengharapkan ampunan dan balasan hanya kepada Allah. Sebab tidak ada yang dapat memberikan kebaikan dan keselamatan di akhirat kecuali Allah. Serta tidak ada satupun makhluk yang mampu memberi pertolongan tanpa izin dari-Nya. Adapun di antara dalil-dalilnya yaitu ďˇ âAtau apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya? Tidak, maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia. Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridai Nya.â QS. An-Najm 24-26 ďˇ âSesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula ucapan terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan adzab Tuhan kami pada suatu hari yang di hari itu orang-orang bermuka masam penuh kesulitan.â QS. Al-Insan 9-10 Kedudukan tauhid mulkiyah dalam Islam Tauhid adalah dasar Islam yang paling agung dan hakikat Islam yang paling besar. Semua cabang keimanan berasal dari tauhid dan kembali menuju kepadanya. Tauhid diibaratkan batang utama sebuah pohon dimana cabang-cabang lain berasal darinya. Dalam sebuah hadits disebutkan yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah âIman itu ada 70 atau 60 sekian cabang. Cabang paling utamanya adalah perkataan laa ilaha illallahâ tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalanan, dan sifat malu merupakan bagian dari iman.â Setiap bagian tauhid memiliki kedudukan masing-masing termasuk tauhid mulkiyah. Dimana tauhid asma wa sifat sebagai latar belakang penciptaan manusia, tauhid rububiyah sebagai modal bagi manusia, tauhid uluhiyah sebagai tugas bagi manusia sedangkan tauhid mulkiyah sebagai balasan bagi manusia. Dalil yang menunjukkan tentang balasan bagi orang yang bertauhid dan tidak, contohnya ďˇ âAllah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, bahwa untuk mereka ampunan dan pahala yang besar surga. Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu adalah penghuni neraka.â QS. Al-Maidah 9-10 ďˇ âBarangsiapa yang mati tanpa menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia wajib masuk surga. Dan barangsiapa yang mati dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia wajib masuk neraka.â HR. Muslim dari Jabir Tauhid Uluhiyahtullah Yakni mentauhidkan meng-Esa-kan Allah dengan segala bentuk ibadah yang nampak maupun tersembunyi, dengan ucapan maupun amalan, serta meniadakan segala bentuk ibadah kepada selain Allah. Pentingnya Kedudukan Beriman Kepada Tauhid Uluhiyah - Jin dan manusia diciptakan untuk merealisasikan tauhid Uluhiyah. QS Adz-Dzariyat 56 - Para rasul dan kitab-kitab diturunkan untuk menyeru kepada tauhid Uluhiyah. QS AnNahl 36 - Tauhid Uluhiyah pembeda antara orang-orang yang bertauhid dan orang musyrik. QS Az-Zukhruf 9 - Sebab inti permusuhan antara para Rasul dengan kaumnya adalah dalam hal Tauhid Uluhiyah. Mengenal Kalimat Laa ilaahaillallah Makna Kalimat Yakni tiada tuhan yang berhak disembah diibadahi kecuali Allah. Rasulullah bersabda âBarangsiapa meninggal dunia dan dia mengerti bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah, niscaya ia akan masuk surga.â HR. Muslim Rukun-rukun Kalimat Laa ilaahaillallah memiliki 2 rukun yaitu An-Nafyu peniadaan dan Al-Itsbat penetapan. - An-Nafyu Yakni menafikan meniadakan ibadah kepada selain Allah dan pembatalan kemusyrikan serta kewajiban mengingkari segala apa disembah selain Allah. - Al-Itsbat Yakni menetapkan bahwa ibadah itu hanya ditujukan kepada Allah semata, serta meng-Esa-kan-Nya dalam segala bentuk dan macam ibadah. lihat QS Al-Baqarah 256 Syarat-syarat Kalimat Laa ilaahaillallah memiliki 7 syarat yaitu ilmu, yakin, inqiyad patuh, shidq jujur, ikhlas, dan mahabbah cinta. - Ilmu, yakni mengetahui makna kalimah Laa ilaahaillallah.â QS Muhammad 19] - Yakin, hendaknya orang-orang yang mengucapkannya yakin. QS Al-Hujarat15 - Qabul menerima, apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat tersebut. QS AsShaffat 35-36 - Inqiyad patuh terhadap makna yang ditunjukkannya. QS Luqman 22 - Shidq jujur, hendaknya orang-orang yang mengucapkan kalimat ini benar-benar jujur dari dalam hatinya. âTidaklah seseorang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan Yang Berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya secara jujur dalam hatinya, kecuali Allah mengharamkan dirinya dari Neraka.â HR BukhariMuslim - Ikhlas, membersihkan amal dari segala debu syirik yaitu dengan cara tidak mengucapkan kalimat tersebut karena tujuan duniawi. âSesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallahâ dengan ikhlas dari hatinya karena mengrapkan pahala melihat wajah Allah.â HR Bukhari-Muslim - Mahabbah cinta, cinta terhadap kalimat tersebut dan memahami isinya. QS AlBaqarah 256 Pengertian Ibadah Yakni sebutan nama yang mencakup apa-apa yang dicintai dan diridhoi Allah, baik yang dzohir ataupun yang bathin. Ibadah adalah perkara taufiqiyah, artinya tidak ada suatu bentuk ibadahpun yang disyariatkan kecuali berdasarkan Al-Qurâan dan As-Sunnah. Dan apa yang tidak disyariatkan berarti bidâah mardudah bidâah yang ditolak. Rasulullah bersabda, âBarangsiapa yang melaksanakan suatu amalan yang tidak atas perintah kami, maka ia ditolak.â HR Bukhari-Muslim Ibadah digolongkan menjadi 3 bagian ibadah yakni, ibadah hati, ibadah lisan serta ibadah anggota badan. Contoh Ibadah Hati, seperti - Khauf takut - Rajaâ berharap - Tawakkal, berpasrah kepada Allah - Raghbah, berkeinginan untuk mendapatkan sesuatu yang ia cintai - Rahbah, perasaan cemas yang menimbulkan keinginan untuk melarikan diri dari yang ditakutinya. Ini adalah rasa yang ditakuti dengan perbuatan. - Khsyuâ - Dan lain-lain Contoh Ibadah Lisan, seperti - Takbir - Tasbih - Tahmid - Tahlil - Dan lain-lain Contoh Ibadah Anggota Badan - Shalat - Puasa - Zakat - Haji - Dan lain-lain Paham-paham yang salah dalam masalah Ibadah Tafrith Yakni yang mengurangi masalah ibadah serta meremehkan pelaksanaanya. Ifrath Yakni berlebih-lebihan dalam praktek ibadah sampai batas ekstrim, yang sunah mereka angkat sampai wajib, sebagaimana yang mubah sampai menjadi haram. Syarat diterimanya amal ibadah terdapat 2 yaitu ikhlasunniat niat yang ikhlas dan Ittibaâ u Rasul mengikuti contoh dari Rasulullah. Tiga pilar sentral landasan dalam ibadah meliputi Khauf/takut QS 17 57, rajaâ/berharap QS 17 57 dan Mahabbah/Cinta QS Al-Baqarah 165, QS 5 54 Tauhid Asma wa Sifat Yakni mentauhidkan Allah dalam hal nama-nama dan sifat-sifat-Nya tanpa tahrif, taâthil, tamsil, takyif dan tafwidh. ď§ Tahrif, merubah dari makna yang sebenarnya tentang nama dan sifat Allah. ď§ Taâthil, meniadakan seluruh atau sebagian dari nama-nama dan sifat Allah ď§ Tamsil, menyamakan atau menyerupakan nama-nama dan sifat Allah dengan makhluknya. ď§ Takyif, menanyakan sifat-sifat Allah kaifa yang tidak diterangkan dalam Al-Qurâan dan As-Sunah. ď§ Tafwidh, menyerahkan nama dan sifat Allah seluruhnya kepada Allah. Kaidah-kaidah umum dalam memahami tauhid Asmaâ wa Sifat meliputi - Wajibnya beriman dengan seluruh nama-nama dan sifat Allah yang terdapat dalam Al-Qurâan dan As-Sunnah yang shohih. - Tidak menyerupakan sifat-sifat Allah tersebut dengan sifat-sifat Allah. - Menutup keinginan untuk mengetahui hakikat sifat-sifat tersebut, seperti bagaimana Tangan Allah, Wajah Allah, dan lain-lain. Mengenal pembagian sifat-sifat Allah Pertama, Sifat Tsubutiyah Yakni setiap sifat yang ditetapkan Allah bagi Diri-Nya didalam Al-Qurâan dan AsSunnah. Semua sifat ini adalah sifat kesempurnaan, seperti Hayaah Hidup, Ilmu Mengetahui, Nuzul Turun, Qudrah Berkuasa, dan sifat lainnya yang merupakan sifat kesempurnaan Allah. Sifat Tsubutiyah tergolong menjadi dua macam; - Sifat Dzaatiyah, yakni sifat yang senantiasa dan selamanya tetap ada pada diri Allah Subhanahu wa Taâala. - Sifat Fiâliyah, yakni sifat yang terikat dengan masyiâah kehendak Allah, seperti Istiwa, Nuzul. Kedua, Sifat Salbiyah Yakni setiap sifat yang dinafikan ditolak Allah bagi Diri-Nya melalui Al-Qurâan dan AsSunah. Dan seluruh ini adalah sifat kekurangan dan tercela bagi Allah, seperti Maut, Naum, Jahl, Nis-yan, Ajz, Taâab, dan sifat-sifat lainnya yang tertolak bagi Allah. Tauhidul Ibadah Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal, menurut tuntunan Islam, tauhidullah yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagian yang hakiki di alam akhirat nanti. Dan amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan sia-sia, tidak dikabulkan oleh Allah dan lebih dari itu, amal yang dilandasi dengan syirik akan menyengsarakannya didunia dan diakhirat. Sebagaimana Allah berfirman âDan sesungguhnya telah diwahyukan kepada nabi-nabi sebelum kamu, jika kamu mempersekutukan Allah, niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur.â [QS Az-Zumar 65-66] Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang kebenaran wujud keberadaanNya dan wahdaniyah ke-Esa-anNya dan bukan pula sekedar mengenai Asma dan sifatNya. Iblis mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui ke-Esa-an dan ke Mahakuasaan Allah dengan permintaanya kepada Allah melalui Asma dan sifat-Nya. Kaum Jahiliah Kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa Pencipta, Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesa ini adalah Allah. Sebagaimana Allah berfirman âDan sesunggunya jika kamu tanyakan kepada mereka; Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?â Tentu mereka akan menjawab Allahââ [QS Lukman 25] Namun kepercayaan mereka dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini lalu timbullah pertanyaan, âApakah hakikat tauhid itu?â Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah tauhidul ibadah, yaitu; menghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rendah diri, cinta, harap, dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan. Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai Rasul yang pertama, Nabi Nuh, hingga Rasul terakhirm Nabi Muhammad. Sebagaimana firman Allah âDan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.â [QS Adz-Dzariyat 56] âDan sesungguhnya Kamu telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan, Sembahlah Allah saja dan jauhilah thaugat.â [QS An-Nahl 36] Tauhidul ibadah adalah ikhlasul ibadah memurnikan ibadah hanya dengan untuk Allah saja. Peng-Esa-an Allah dan ikhlasul ibadah hanya akan tercapai dan benar apabila memenuhi konsekuensi kalimat tauhid âlaa ilaaha illallahâ yaitu menolak segala bentuk ilah dan hanya mengakui Allah sebagai satu-satunya ilah, tiada sekutu bagi-Nya. Karena itu tauhid ibadah baru akan tercapai apabila dilakukan dengan dua sayapnya yaitu ď§ Mengingkari Thaghut Kata thaghut diambil dari thagha yang berarti melampui batas. Menurut Imam Ibnu Taimiyah, thabhut segala sesuatu yang disikapi sebagaimana sikapnya kepada Allah, baik berupa jin, manusia, maupun makhluk lainnya. Demikian itu karena sesungguhnya yang berhak mendapatkan peribadatan hanyalah Allah. Ketika ada dzat lain yang mendapat perlakuan sebagaimana Tuhan atas permintaanya atau diperlakukan oleh pihak lain padahal tidak pantas mendapat perlakuan demikian, maka itulah perlakuan yang melampaui batas hingga ia disebut thaghut. Untuk menjamin kemurnian tauhidul ibadah, penolakan terhadap thaghut harus dilakukan secara preventif-antisipatif sehingga setiap muslim diperintahkan untuk menjauhi thaghut agar tidak terlibat dalam kemusyrikan, betapa pun kecil dan samar. Diantara karakteristik orang yang bertaqwa adalah menjauhi thaghut. Sebagaimana Allah berfirman âDiatas mereka ada lapisan-lapisan dari api dan dibawahnya juga disediakan lapisanlapisan yang disediakan bagi mereka. Demikianlah Allah mengancam hamba-hamba-Nya dengan azab itu. âWahai hamba-hamba-Ku, maka bertakwalah kepada-Ku. {16} Dan orang-orang yang menjauhi thaghut yaitu tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat kabar gembira; sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku. {17} yaitu mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal sehat. {18}â [QS Az-Zumar 16-18] Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa kemusyrikan itu lebih tersembunyi disbanding bekas tapak kaki seekor semut hitam diatas batu karang dikegelapan malam. HR. Ahmad ď§ Iman Kepada Allah Diatas penolakannya terhadap thaghut itu, manusia harus membangun imannya kepada Allah. Demikian itu karena apabila ia hanya menolak tuhan-tuhan tapi tidak percaya kepada Tuhan yang satu, pada saat itu ia disebut atheis. Saat itu ia telah mempertuhankan dirinya sendiri, berarti ia telah thaghut melampaui batas dan inilah yang difirmankan Allah dalam Al-Qurâan. âSesungguhnya manusia itu benar-benar melampaui batas, ia memandang dirinya serba cukup.â [QS Al-Alaq 6-7] Iman yang hanya diberikan kepada Allah haruslah diwujudkan dalam bentuk ibadah penghambaan dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Misi pembebasan manusia dari pengambaan atas sesama makhluk kepada penghambaan Allah inilah yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul. âDan sungguh Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat untuk menyerukan, Sembahlah Allah dan jauhilah thaghutâ, kemudian diantara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah da nada ppula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan rasul-rasul.â [QS An-Nahl 36] Dengan dua sayap tauhid inilah, pemurnian ibadah hanya kepada Allah dapat dicapai, dengannya pula seseorang disebut telah berpegang pada tali yang kokoh. âTidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sungguh dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.â [QS Al-Baqarah 256] Akhtar Asy-Syrik Bahaya Syirik Syirik adalah itikad ataupun perbuatan yang menyamakan sesuatu selain Allah dan disandarkan pada Allah dalam hal rububiyyah dan uluhiyyah. Thaghut Al-Allamah Ibnu Qayyim telah mendefinisikan Thaghut secara menyeluruh, dia berkata Thaghut adalah segala apa saja yang disikapi seorang hamba dengan melampaui batas padanya, baik dalam bentuk sesembahan, atau yang diikuti, atau yang ditaati. Thaghut adalah segala sesuatu yang diabdi selain Allah dan dia ridho diibadahi. Artinya âKetahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembalimu.â QS. Al â Alaq 96 6 â 8 Macam â macam thaghut 1. Syetan QS. Yaasiin 36 60, An âNisaa 4 118, Ibrahim 14 22 2. Pemerintah Zalim QS. Al â Maâidah 5 44, 45, 47 3. Hukum Jahiliyah QS. An â Nisaa 4 60, Al â Maâidah 5 50 4. Dukun dan tukang sihir QS. Al â Jin 72 6, Al â Baqarah 2 102 5. Berhala QS. An â Nisaa 4 117, Ibrahim 14 35-36 Bahaya syirik 1. Kedzaliman yang besar QS. Luqman 31 13 2. Tidak mendapat ampunan QS. An â Nisaa 4 48 3. Kesesatan yang jauh QS. An â Nisaa 4 60 & 116 4. Diharamkan surga QS. Al â Maâidah 5 72 5. Masuk neraka QS. Al â Maâidah 5 72 6. Dihapuskan amal QS. Az â Zumar 39 65, Al â Anâam 6 88 REFERENSI 1. Materi akidah Islamiyah PPM Daarut Tauhiid oleh Abu Nidaâ Mardais Al â Hilali 2. Kitab Tauhid Karangan Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab 3. 2008. Maârifatullah bagian 2. . Diakses 07-11-2015 4. Al-Qurâan Sunnah. akhlaq/58-tauhid-3/bab-i/627-13-kufur-definisi-dan-jenisnya. Diakses 07-11-2015 5. dll
SelamatDatang di Ensiklopedia Indonesia tentang Bahan Kajian Liqo. Kamis, 19 Juli 2007. Ahammiyah Ma'rifatullah tidakkah kamu mendengar dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan itu boleh mendudukkan kita pada satu pandangan yang konkrit betapa semua alam cakerawala ini adalah di bawah milik dan pentadbiran Allah s.w.t. Dalil:
Oleh Achmad Ghulam Fadel [email protected] Maârifat adalah pengetahuan mengenai Tuhan melalui hati, sebagai kelengkapan pengetahuan terhadap Tuhan melalui daya aqliyah yang lazim dikenal dengan al-;ilm billah. Seseoroang yang mencapai titik maârifat disebut al-arif dan yang mengenal Tuhan dengan daya nalar logikanya, terutama mencapai tauhid disebut al-;alim wal al-ulama. Sedangkan mahabbah ilahiyyah atau cinta ilahi adalah salah satu dari hal-hal yang menjadi dambaan dan cita-cita setiap hamba-Nya, yaitu suatu perasaan cinta kepada yang Maha Suci, yaitu cinta suci Allah pada makhluk-Nya atau cinta suci terhadap Allah. Maârifat dan Mahabbah Ilahiyyah Pendahuluan Pengertian maârifat berasal dari kata arafa yang berarti pengetahuan. Maârifat juga mengartikan pengetahuan tentang rahasia hakikat agama, yakni ilmu yang lebih tinggi daripada ilmu yang biasa kita dapatkan pada umumnya. Maârifat adalah pengetahuan yang objeknya bukan hal-hal bersifat dhohir, akan tetapi lebih mendalam terhadap batin dengan mengetahui rahasianya. Hal ini berdasarkan pada pandangan bahwa akal manusia sanggup mengetahui hakekat ketuhanan, yang berarti satu dan segala yang maujud berasal dari Yang Maha Tunggal. Maârifat digunakan juga untuk menunjukkan pada slah satu tingkatan dalam tasawuf. Dalam makna ini, maârifat diartikan sebagai pengetahuan mengenai Tuhan melalui batin, seseorang yang telah mencapai titik ini mampu memiliki rasa takut akan kedahsyatan Tuhan yang Maha Agung dan mampu mencapai mahabbah tehadap Allah. Foto Freepik Pengetahuan maârifat itu demikian lengkap dan jelas hingga jiwa merasa bersatu dengan yang diketahuinya, selanjutnya Prof. Dr. Harun Nasution tokoh islam dan seorang intelektual dan juga merupakan filsuf mengatakan bahwa maârifat menggambarkan hubungan rapat dalam bentuk gnosis atau gerakan keagamaan pengetahuan dengan batin, maârifat berarti mengetahui Tuhan secara dekat. BACA JUGA Kontroversi Ilmu Filsafat Ibnu Sina Orang-orang sufi mengatakan bahwa maârifat, jika mata yang terdapat dalam hati manusia terbuka, maka kepalanya akan tertutup seketika itu hanya Allah yang dilihatnya. Maârifat adalah cermin, kalau seorang arif meligat ke cermin itu maka yang terjadi hanya Allah yang akan dilihatnya, yang dilihat baik sewaktu tidur maupun sadar dari tidur. Maârifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Dari beberapa definisi di atas dapat di ketahui, bahwa maârifat adalah mengetahui rahasia-rahasia dengan menggunakan hati. Dengan demikian lah tujuan yang dicapai oleh maârifat ini adalah mengetahui rahasia-rahasia yang tedapat pada Tuhan. Alat untuk mecapai maârifat adalah qalb atau hati yang telah terdapat dalam diri manusia. Selain sebagai alat untuk merasa, hati juga dapat menjadi alat untuk berfikir, perbedaan qalb dan aql adalah, bahwasannya akal tidak dapat memperoleh pengetahuan sebenearnya tentang Tuhan, sedangkan hati atau qalb bisa mengetahui hakekat dari segala yang ada, dan jika terlimpahkan oleh cahaya Tuhan maka bisa mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Hati yang telah dibersihkan dari segala perbuatan dosa dan maksiat melalui dzikir dan wirid secara istiqomah dan setelah hati ini disinari oleh cahaya Tuhan, maka akan dapat mengetahui rahasia-rahasia Tuhan. Proses sampainya cahaya Tuhan terhadap hati ini behubungan erat dengan takhalli, tahalli, dan tajalli. Takhalli yakni mengosangkan diri dari perbuatan tercala dan maksiat melalui bertaubat. Diterusakan dengan tahalli, yakni menghiasi diri dengan akhlakul karimah dan amal ibadah, sedangkan tajalli dapat di katakan puncak atau akhir dari takhalli dan tahalli yakni terungkapnya nur ghaib untuk hati. Mahabbah Ilahiyyah Mahabbah ilahiyyah atau disebut dengan cinta ilahi adalah satu dari hal-hal yang menjadi suatu cita-cita dari setiap manusia, dia adalah satu dari dua sisi dalam satu wadah dari seorang sufi, yakni mahabbah dan maârifatullah. Mahabbah adalam maqam atau jabatan spiritual seseorang di hadapan Allah. Bukan kondisi sesaat yang dalam hal ini adalah mencintai lebih dari yang lainnya, yakni mencitai sang pencipta, Allah. Mahabbah ilahiyyah yaitu perasaan cinta terhadap sang pencipta, yakni cinta Allah terhadap makhluk-Nya. Mahabbah muncul dan tumbuh dalam hati seseorang, bukan karena dorongan atau paksaan, baik oleh akal dan atau nasfu melainkan karena kehendak dan anugerah Allah semata. Maka anugerah tersebut di berikan atas dasar istiqomah seseorang dalam melaksanakan tarekat beragamanya, bukan atas keinginan dan upaya-upaya seseorang, sikap tersebut tertanam dalam hati yang relatf tetap. Dalam melakukan kajian mahabbah ini, setidaknya terdapat empat aspek yang bisa dikemukakan. Pertama, adalah tentang pengertian, tujuan, dan kedudukan dari mahabbah itu sendiri. Kedua, mengemukakan alat yang digunakan untuk mewujudkan mahabbah. Ketiga, tokoh-tokoh yang memperkenalkan konsep mahabbah. Dan yang keempat adalah pandangan dari Al-Quran dan Hadits tentang mahabbah tersebut. Pengertian mahabbah dapat diartikan kecenderungan terhadap sesuatu yang sedang berjalan dengan tujuan untuk memperoleh kebutuhan baik yang besifat materi atau spiritual. Mahabbah pada tingkat selanjutnya dapat juga di artikan suatu upaya atau usaha yang sungguh-sungguh dari seseorang untuk mencapai tingkat rohaniyah tertinggi dengan tercapainya gambaran kedekatannya terhadap Allah. Maârifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Tujuan Sedangkan tujuan dari mahabbah dapat diperoleh dari pemahaman bahwa mahabbah adalah suatu keadaan jiwa yang mencintai terhadap Allah dengan sepenuh hati, sehingga sifa-sifat yang dicintai oleh Allah masuk kedalam diri yang dicintai-Nya. Tujuannya adalah untuk memperoleh kesenangan batiniyah yang sulit untuk di ungkapkan dengan kata-kata, akan tetapi dirasakan oleh jiwa diri kita. Selain itu, juga dapat menggambarkan mahabbah adalah suatu kondisi atau keadaan seseorang, seperti perasaan senang, sedih, takut, dan sebagainya. Foto Pixabay Alat untuk mencapai mahabbah dalam diri manusia ada tiga alat yang dapat digunakan behubungan dengan Allah. Pertama, yaitu al-qalb sebagai mengetahui sifat-sifat dari Allah. Kedua, al-ruh sebagai alat untuk mencari keberadaan Allah. Dan yang ketiga adalah, al-sirr yaitu sebagai alat untuk melihat Allah. BACA JUGA Mengenal Ibnu Miskawaih, Intelektual Muslim Pendiri Filsafat Akhlak Arti dari sirr sendiri lebih halus daripada roh dan roh lebih halus daripada qalb. Yang mungkin sirr betempat pada roh dan roh bertempat pada qalb. Sirr muncul dan dapat menerima dari Allah, ketika roh dan qalb suci dan kosong, tidak berisi apapun. Dengan keterangan tersebut, bisa diketahui bahwa alat untuk mahabbah atau mencintai terhadap Allah adalah roh, yaitu roh yang sudah dibersihkan dari perbutan dosa dan maksiat serta dikosongkan dari kecintaan duniawi dan segala apapun itu, melainkan hanya diisi oleh cinta kepada Allah. Maârifat dan Mahabbah Ilahiyyah, Kesimpulan Dari bacaan di atas dapat disimpulkan bahwa maârifat dan mahabbah salalu berhubungan, baik dalam kedudukannya ataupun pengertiannya. Kalau maârifat adalah tingkatan kepada Allah melalui hati al-qalb, maka mahabbah adalah perasaan kedekatan dengan Allah melalui cinta ruhiyyah. []
Dalampada itu Ma'rifatpun harus dicapai melalui proses yang terus-menerus. Semakin banyak seorang Sufi mencapai Ma'rifat, semakin banyak yang diketahui tentang rahasia-rahasia Tuhan, meskipun demikian tidak mungkin Ma'rifatullah menjadi sempurna, karena manusia sungguh amat terbatas, sementara Tuhan tidak terbatas.
ďťżUNIVERSITAS PANCA SAKTI BEKASINama Anjani MWNIM 1882050036MK PAI I Dosen Pengampu Son Haji, soal dan Jawaban Hubungan antara Manusia dan Agama 1. Manusia adalah makhluk paling istimewa adalah salah satu ciri manusia yang dikutip dari?a. QS. 954 b. QS. 7172 c. QS. 230 d. QS. 432 e. QS. 527 2. Manusia merupakan makhluk Allah yang diciptakan ke dunia untuk menjadi khalifah. Apa tujuan hidup manusia di dunia? a. Menjadi Perwakilan b. Bersenang senang c. Berbuat maksiat d. Beribadah e. Mentaati peraturan 3. Keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, dan tanpa ada keraguan sedikit pun disebut? a. Tauhid b. Tasawuf c. Akidah d. Fiqh e. Akhlak 4. Suatu kekuatan yang mendorong manusia untuk mencapai keinginannya disebut? a. Fitrah b. Rezeki c. Nafsu al hawa d. Cita-cita e. Qalb 5. Faktor-faktor kebutuhan terhadap agama dan perannya dalam kehidupan manusia yang benar adalah⌠a. Kebutuhan akal terhadap pengetahuan tentang hakikat terbesar dan tunggal b. Kebutuhan Sandangc. Kebutuhan Pangan d. Kebutuhan Papane. Kebutuhan Ekonomi 6. Dalam konsep apakah fungsi manusia sebagai makhluk social?a. Konsep Bani Adamb. Konsep An-Nass c. Konsep Al-Insan d. Konsep al-Basyr e. Konsep Al-Ins 7. Menurut agama ada beberapa aspek dalam penyebutan nama pada manusia, kecuali⌠a. Aspek Historis b. Aspek Biologis c. Aspek Kecerdasan d. Aspek Sejarah e. Aspek Sosiologis 8. Ruh di dalam diri manusia berfungsi sebagai sumber⌠a. Kekuatan b. Kenikmatanc. Moral yang baik dan muliad. Kejayaane. Biologis 9. Di dalam agama manusia akan bertanggung jawab atas âŚâŚ dirinya di akhirat. a. Rezekib. Jodohc. Mautd. Nikmate. Perbuatan10. Akal disebut nous atau logos berdasarkan bahasa⌠a. Yunanib. Moresc. Ethosd. Khuluk e. Jerman10 soal dan Jawaban Hubungan dengan Maârifatul Insan 1. 1. ââŚDia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang berbuat demikian itu adalah AllahâŚâ Az-Zumar 6 Tiga kegelapan yang dimaksud ayat tersebut adalah...a. Kegelapan dalam perutb. Kegelapan dalam Rahimc. Kegelapan dalam selaput yang menutup dalam janin dan Rahimd. a,b,dan c betul semuae. tidak ada yang betul 2. Ayat Al-Quran yang menggambarkan proses penciptaan manusia adalah... a. QS. Al-Mukminun 12-14b. QS. Az-Zumar 6c. QS Al-Hajj 5d. QS Shaad 72 e. QS Yusuf 3 3. 3. Zat yang tak terlihat, tetapi hakekatnya itu terasa eksistensinya dalam jiwa manusia merupakan pengertian dari... a. Jasadb. Ruhc. Akald. Fisike. Pikiran 4. 4. âSesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.â At-Tin 4Merupakan Firman Allah SWT yang terdapat pada keistimewaan manusia dari segi... a. Ilmub. Kehendak untuk memilihc. Penciptaand. Kedudukane. Jabatan 5. 5. âAr-Rahman yang telah mengajarkan Al-Quran. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.â Merupakan firman Allah SWT yang berisi mengenai keistimewaan manusia dari segi.... a. Kempuan bicarab. Kedudukanc. Ilmud. Penciptaane. Jabatan 6. 6. Menurut soal diatas, firman tersebut terdapat dalam surah... a. Al-Insan 3b. Al-Baqarah 29c. Bani Israâil 70d. Ar-Rahman 1-4e. QS Shaad 727. 7. ada empat misi diciptakannya manusia di bumi ini, kecuali... a. Misi Peradaban Al Imarahb. Sebagai Pemimpin di Muka Bumi khalifah fil ardhic. Melakukan perintah Nyad. Beribadah Kepada Allah SWTe. Mengerjakan larangannya 8. 8. Hati, Akal dan Jasad adalah unsur?a. Tubuhb. Bagianc. Manusiad. Tumbuhane. Hewan 9. 9. Manusia mendapatkan kepercayaan dari Allah untuk mewakili kekuasaan-Nya di bumi sebagai khalifah, apa yang dimaksud dengan khalifahâŚa. Perwakilanb. Peralihanc. Pendatangd. Kemajuane. Kebaikan 10 10. Fasilitas tambahan yang hanya diberikan kepada manusia yang bertakwa, kecualiâŚa. Rahmatb. Furqaanc. Keberkahand. Ke-Mudharat ane. Rezeki10 soal dan jawaban tentang Etika Moral dan Akhlak1. Sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu. Berikut adalah pengertian dari?a. Akhlakb. Perilakuc. Morald. Etikae. Pikiran 2. Etika itu bersifat?a. Khusus b. Umumc. Lokald. Perorangane. Tidak perlu 3. Akhlak berasal dari kata? a. Yunani b. Moresc. Ethosd. Khuluke. Jerman 4. Etika dibagi atas dua macam. Yaitu? a. Normatif dan Obyektivismeb. Subyektivisme dan Deskriptifc. Obyektivisme dan Subyektivismed. Etika Deskriptif dan Etika Normatife. Baik dan benar 5. Berikut adalah akhlak kepada Allah. Kecuali? a. Soudzonb. Berzikirc. Beribadahd. Tawakal e. Beramal6. Standar baik dan buruknya moral dapat dilihat berdasarkan? a. Sunnah Rasul b. Al-Qur'an c. Adat istiadat d. Akhlak e. Perilaku 7. 7. Etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. Adalah pengertian etika dari segi?a. Kamus Besar Bahasa Indonesib. Istilahc. Etimologid. Al-Qur'ane. Hakikat8. 8. Sebagai cabang pemikiran filsafat, etika bisa dibedakan manjadi dua. Yaitu? a. Normatif dan Obyektivismeb. Subyektivisme dan Deskriptifc. Obyektivisme dan Subyektivismd. Deskriptif dan Normatif e. Baik dan Buruk9. arti dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Adalah pengertian dari? a. Akhlak b. Perilakuc. Morald. Adate. Pikiran10. Moral berasal dari bahasa Latin. Yaitu? a. Yunani b. Mores c. Ethos d. Khuluk e. Jerman TERIMA KASIH
Ilustrasi Apa itu Marifatullah. Foto. dok. Faseeh Fawaz Islam kita sering kali menemukan istilah marifatullah, bukan? Istilah ini rupanya banyak disebut dalam berbagai kajian keagamaan, khususnya agama Islam. Untuk memahaminya dengan benar, mari kita simak pengertian apa itu marifatullah secara lengkap dalam artikel Marifatullah dalam Islam Lengkap dengan Cara MencapainyaSetiap umat Muslim yang gemar mendatangi kajian agama Islam dalam berbagai majelis taklim tentunya sudah tak asing dengan istilah marifatullah. Istilah marifatullah yang dapat diartikan sebagai mengenal Allah ini rupanya juga cukup populer di kalangan umat Muslim secara umum. Istilah marifatullah yang berasal dari kata a'rofa, ya'rifu yang berarti mengenal. Ma'rifatullah juga dapat diartikan sebagai adalah upaya manusia untuk mengenal Allah lebih jauh sehingga membuat kadar keimanan dan ketaqwaan seorang Muslimin atau Muslimah menjadi lebih lengkap pemaparan mengenai Arti Ma'rifatullah dijelaskan dalam buku berjudul Mendaki Tangga Maârifat Menggali Potensi Indra Keenam, Meraih Misteri Karomah yang disusun oleh Syekh Ibnu Jabr ar-Rummi 2020 23.Ilustrasi Apa itu Marifatullah. Foto. dok. Rachid Oucharia buku tersebut dibahas bahwa ma'rifatullah dapat diartikan sebagai mengenal Allah. Lebih lengkap, dalam buku tersebut juga memaparkan bahwa ma'rifatullah artinya mengenal Allah. Ma'rifat dari akar kata 'arif yang artinya tahu atau mengenal. Bahkan istilah marifatullah juga cukup identik dengan kesempurnaan iman dan takwa kepada sebuah ayat Alquran menjelaskan bahwa seorang yang telah mencapai tahap marifatullah maka akan memiliki ketakwaan yang tinggi. Ayat tersebut berbunyiŘĽŮŮŮŮŮ Ůا ŮŮŘŽŮŘ´Ů٠اŮŮŮŮŮŮ Ů ŮŮŮ ŘšŮبŮادŮŮ٠اŮŮŘšŮŮŮŮ ŮاإŮArtinya Sesungguhnya yang takut kepada Allâh diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu mengenal Allâh Azza wa Jalla â QS. Fathir 28.Untuk dapat mencapai tahap marifatullah, seorang Muslim perlu mengenal Allah dengan berbagai cara. Dalam buku berjudul Desain Pendidikan Karakter yang disusun oleh Dr. Zubaedi, 2015 130 yang memaparkan bahwa pengenalan akan eksistensi manusia adalah merupakan suatu jalan untuk menuju pengetahuan akan hakikat Apa itu Marifatullah. Foto. dok. afiq fatah untuk sampai pada ma'rifatullah, maka terlebih dahulu seseorang harus mengenal hakikat dirinya sendiri. Itulah sebuah jalan yang pertama-tama harus dilalui. Seorang hamba yang telah mencapai tahap ma'rifatullah akan memiliki ketakwaan dan keimanan yang tinggi kepada Allah dapat diraih dengan berbagai cara. Mulai dari mengenal nama-nama baik Allah atau Asmaul Husna, mempelajari sifat-sifat wajib dan mustahil Allah, bahkan mengenal bentuk-bentuk makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Dengan begitu, kita akan semakin sadar betapa besar kekuasaan Allah terhadap seluruh makhluk di muka bumi dia penjelasan lengkap mengenai apa itu marifatullah lengkap dengan cara meraihnya dapat Anda terapkan untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan diri sehingga kita menjadi hamba Allah yang selalu dirahmati dan diridhoi Allah. DAPCIRICIRI DALAM MA'RIFATULLAH Seseorang dianggap ma'rifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali 1. asma' (nama) Allah 2. sifat Allah dan 3. af'al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini. Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan : â Mungkin ada di kalangan kaum muslimin yang bertanya kenapa pada saat ini kita masih perlu berbicara tentang Allah padahal kita sudah sering mendengar dan menyebut namaNya, dan kita tahu bahwa Allah itu Tuhan kita. Tidakkah itu sudah cukup untuk kita? Tidak. Jangan sekali-kali kita merasa cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah. Karena, semakin memahami dan mengenaliNya kita merasa semakin dekat denganNya. Selain itu, dengan pengenalan yang lebih dalam lagi, kita bisa terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru tentang Allah dan kita terhindar dari sikap-sikap yang salah terhadap Allah. Ketika kita membicarakan makrifatullah, maknanya kita berbicara tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qurâan adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Kata Ilah mengandung arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Makna seperti ini ada di dalam surat An-Naas 114 1-3. Dengan demikian jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih jauh memahami dan mengenal Allah adalah bagian terpenting di dalam hidup ini. Lantas, bagaimana metoda yang harus kita tempuh untuk bisa mengenal Allah? Apa saja halangan yang senantiasa menghantui manusia dari mengenalNya? Benarkan kalimat yang mengatakan, âKenalilah dirimu niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu.â Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan makrifah yang menciptakan diri, yaitu Allah. Ini adalah karena pada hakikatnya makrifah kepada Allah adalah sebenar-benar makrifah dan merupakan asas segala kehidupan rohani. Setelah makrifah kepada Allah, akan membawa kita kepada makrifah kepada Nabi dan Rasul, makrifah kepada alam nyata dan alam ghaib dan makrifah kepada alam akhirat. Keyakinan terhadap Allah swt. menjadi mantap apabila kita mempunyai dalil-dalil dan bukti yang jelas tentang kewujudan eksistensi Allah lantas melahirkan pengesaan dalam mentauhidkan Allah secara mutlak. Pengabdian diri kita hanya semata-mata kepada Allah saja. Ini memberi arti kita menolak dan berusaha menghindarkan diri dari bahaya-bahaya disebabkan oleh syirik kepadaNya. Kita harus berusaha menempatkan kehidupan kita di bawah bayangan tauhid dengan cara kita memahami ruang perbahasan dalam tauhid dengan benar tanpa penyelewengan sesuai dengan manhaj salafush shalih. Kita juga harus memahami empat bentuk tauhidullah yang menjadi misi ajaran Islam di dalam Al-Qurâan maupun sunnah, yaitu tauhid asma wa sifat, tauhid rububiah, tauhid mulkiyah, dan tauhid uluhiyah. Dengan pemahaman ini kita akan termotivasi untuk melaksanakan sikap-sikap yang menjadi tuntutan utama dari setiap empat tauhid tersebut. Kehidupan paling tenang adalah kehidupan yang bersandar terus kecintaannya kepada Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu kita harus mampu membedakan di antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selainNya serta menjadikan cinta kepada Allah mengatasi segala-galanya. Apa yang menjadi tuntutan kepada kita ialah kita menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan kepada Allah, Rasul, dan jihad secara minhaji. Di dalam memahami dan mengenal Allah ini, kita seharusnya memahami bahwa Allah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Ilmu-ilmu yang Allah berikan itu menerusi dua jalan yang membentuk dua fungsi yaitu sebagai pedoman hidup dan juga sebagai sarana hidup. Kita juga sepatutnya menyadari kepentingan kedua bentuk ilmu Allah dalam pengabdian kepada Allah untuk mencapai tahap takwa yang lebih cemerlang. Ayat-ayat Allah ada dalam bentuk ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Kedua jenis ayat-ayat Allah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin membaca dan menelitinya. Namun terdapat berbagai halangan akan muncul di hadapan kita dalam mengenali Allah. Halangan-halangan ini muncul dalam bentuk sifat-sifat pribadi kita yang bersumberdari syahwat âseperti nifaq, takabbur, zhalim, dan dustaâ dan sifat-sifat yang bersumber dari syubhat âseperti jahil, ragu-ragu, dan menyimpang. Kesemua sifat-sifat fujur itu akan menghasilkan kekufuran terhadap Allah swt. Ahammiyah Maârifatullah Urgensi mempelajari Makrifatullah Riwayat ada menyatakan bahwa perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah awwaluddin maârifatullah. Bermula dengan mengenal Allah, maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, di manakah kedudukan kita berbanding makhluk-makhluk yang lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang-binatang yang ada di bumi ini? Apakah tanggung jawab kita dan ke manakah kesudahan hidup kita? Semua persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul Allah sebagai Rabb dan Ilah, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dalil-dalil QS. Muhammad 47 19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah sesembahan, Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan kalimat âketahuilah olehmuâ bahwasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila Al-Qurâan menggunakan sibghah amar perintah, maka menjadi wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah maârifatullah adalah wajib. QS. Ali Imran 3 18 Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia, dan telah mengakui pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu sedang Allah berdiri dengan keadilan. Tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. QS. Al-Hajj 22 72-73 Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah, âApakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?â Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah. QS. Az-Zumar 39 67 Mereka tidak mentaqdirkan Allah dengan ukuran yang sebenarnya sedangkan keseluruhan bumi berada di dalam genggamanNya pada Hari Kiamat dan langit-langit dilipatkan dengan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan. Tema Perbicaraan Makrifatullah â Allah Rabbul Alamin. Ketika membicarakan maârifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qurâan adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilah mengandungi arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam surat An-Naas 114 1-3. Inilah tema yang dibahas dalam maârifatullah. Jika kita menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati makna ketuhanan yang sebenarnya. Dalil-dalil QS. Ar-Raâdu 13 16 Katakanlah, âSiapakah Rabb segala langit dan bumi?â Katakanlah, âAllah.â Katakanlah, âAdakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan mudarat?â Katakanlah, âApakah sama orang buta dengan orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur cahaya?â Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, âAllah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.â QS. Al-Anâam 6 12 Katakanlah, âBagi siapakah apa-apa yang di langit dan bumi?â Katakanlah, âBagi Allah.â Dia telah menetapkan ke atas diriNya akan memberikan rahmat. Sesungguhnya Dia akan menghimpun kamu pada Hari Kiamat, yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan diri mereka, maka mereka tidak beriman.â QS. Al-Anâam 6 19 Katakanlah, âApakah saksi yang paling besar?â Katakanlah, âAllah lah saksi di antara aku dan kamu. Diwahyukan kepadaku Al-Qurâan ini untuk aku memberikan amaran kepada engkau dan sesiapa yang sampai kepadanya Al-Qurâan. Adakah engkau menyaksikan bahawa bersama Allah ada tuhan-tuhan yang lain?â Katakanlah, âAku tidak menyaksikan demikian.â Katakanlah, âHanya Dia-lah Tuhan yang satu dan aku bersih dari apa yang kamu sekutukan.â QS. An-Naml 27 59 Katakanlah, âSegala puji-pujian itu adalah hanya untuk Allah dan salam sejahtera ke atas hamba-hambanya yang dipilih. Adakah Allah yang paling baik ataukah apa yang mereka sekutukan?â QS. An-Nur 24 35 âAllah memberi cahaya kepada seluruh langit dan bumi.â QS. Al-Baqarah 2 255 âAllah. Tidak ada tuhan melainkan Dia. Dia hidup dan berdiri menguasai seluruh isi bumi dan langit.â Didukung Dengan Dalil Yang Kuat QS. Al-Qiyamah 75 14-15 Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. Makrifatullah yang sahih dan tepat itu mestilah bersandarkan dalil-dalil dan bukti-bukti kuat yang telah siap disediakan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar manusia berpikir dan membuat penilaian. Oleh karena itu banyak fenomena alam yang dibahas oleh Al-Quran dan diakhiri dengan kalimat pertanyaan tidakkah kamu berpikir, tidakkah kamu mendengar. Pertanyaan-pertanyaan itu mendudukkan kita pada satu pandangan yang konkrit betapa semua fenomena alam adalah di bawah milik dan aturan Allah swt. Dalil-dalil Naqli [QS. Al-Anâam 6 19] Katakanlah, âSiapakah yang lebih kuat persaksiannya?â Katakanlah, âAllah.â Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Quâran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qurâan kepadanya. Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?â Katakanlah, âAku tidak mengakui.â Katakanlah, âSesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.â Aqli, [QS. Ali Imran 3 190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Fitri, [QS. Al-Aâraf 7 172] Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, âBukankah Aku ini Tuhanmu?â Mereka menjawab, âBetul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.â Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, âSesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini keesaan Tuhan.â Dapat Menghasilkan peningkatan iman dan taqwa. Apabila kita betul-betul mengenal Allah mentadaburi dalil-dalil yang dalam, hubungan kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Apabila kita dekat dengan Allah, Allah lebih dekat lagi kepada kita. Setiap ayat Allah baik ayat qauliyah maupun kauniyah tetap akan menjadi bahan berpikir kepada kita dan penambah keimanan serta ketakwaan. Dari sini akan menghasilkan pribadi muslim yang merdeka, tenang, penuh keberkatan, dan kehidupan yang baik. Tentunya tempat abadi baginya adalah surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba yang telah diridhaiNya. Kemerdekaan [QS. Al-Anâam 6 82] Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah yang mendapat keamanan; dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Ketenangan [QS. Al-Raâdu 13 28] Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Barakah [QS. Al-Aâraf 7 96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Kehidupan Yang Baik [QS. Al-Nahl 16 97] Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Surga [QS. Yunus 10 25-26] Allah menyeru manusia ke Darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus Islam. Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Mardhotillah [QS. Al-Bayinah 98 8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. Redaktur Beri NilaiLoading... Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana TigaJalan Rohani Ma'rifatullah. 1. Cita Rasa (Dzauq) Cita rasa adalah pengalaman spiritual langsung. Dzauq merupakan tahapan atau lebih tepatnya, haal (kondisi spiritual) pertama dalam pengalaman pengungkapan diri Allah (tajalli). Rasa ini diperoleh dari perjalanan rohani dalam berbagai maqamat, serta berbagai perilaku dzikir dari seorang sufi. At Tauhid edisi V/9 Oleh Muhammad Nur Ichwan Muslim Mengenal Allah, Rabbul alamin merupakan intisari dakwah dan risalah. Bahkan hal inilah yang menjadi prioritas utama dalam dakwah setiap rasul. Di berbagai tempat dalam kitab-Nya, Allah memperkenalkan diri-Nya dengan berbagai sifat yang Dia miliki. Sebuah bukti yang jelas bahwa Allah menghendaki agar para hamba mengenal diri-Nya. Bukti yang kongkrit bahwa maârifatullah mengenal Allah adalah suatu hal yang dituntut dari diri seorang hamba. Bahkan tidak berlebihan kiranya, jika kita mengatakan bahwa pribadi termulia adalah seorang yang paling mengenal Allah taâala. Oleh karena itu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, âSaya adalah pribadi yang paling mengenal Allah dari kalian.â Al Fath, 1/89. Begitu pula, senada dengan makna hadits di atas, adalah apa yang dikatakan Ibnul Qayyim rahimahullah, âPribadi termulia yang memiliki cita-cita dan kedudukan tertinggi adalah seorang yang merasakan kelezatan dalam maârifatullah mengenal Allah, mencintai-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya serta mencintai segala sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya.â Al Fawaa-id, hal. 150. Maârifatullah serta Mengenal Nama dan Sifat-Nya Pertanyaan yang mungkin terbersit dalam benak kita adalah, âSiapakah ahli maârifah tersebut?â atau âBagaimanakah potret seorang yang dapat dikategorikan sebagai ahli maârifah?â Biarlah hal ini dijawab oleh sang pakar hati, Abu Bakr Az Zurâi yang terkenal dengan Ibnul Qayyim, Syaikhul Islam kedua. Beliau mengatakan, âAl arif orang yang mengenal Allah dengan benar menurut para ulama adalah orang yang mengenal Allah taâala dengan berbagai nama, sifat dan perbuatan-Nya. Kemudian dibuktikan dalam perikehidupannya yang dibarengi niat dan tujuan yang ikhlasâŚâ Madaarijus Saalikin, 3/337. Pernyataan beliau di atas menunjukkan bahwa pengetahuan dan keimanan seorang hamba tidak akan kokoh, hingga ia mengimani berbagai nama dan sifat-Nya dengan ilmu pengetahuan yang dapat menghilangkan kebodohan terhadap Rabb-nya. Prof. Dr. Muhammad Khalifah At Tamimi mengatakan, âPengetahuan pengenalan hamba terhadap berbagai nama dan sifat-Nya berdasarkan wahyu yang disampaikan Allah di dalam kitab-Nya dan sunnah rasul-Nya akan mampu membuat seorang hamba merealisasikan penghambaan ubudiyah kepada Allah secara sempurna. Setiap kali keimanan terhadap sifat-Nya bertambah sempurna, maka kecintaan dan keihklasan kepada-Nya akan semakin menguat. Manusia yang paling sempurna dalam penghambaannya kepada Allah adalah orang yang beribadah dengan merealisasikan seluruh kandungan nama dan sifat-Nya.â Muâtaqad Ahlis Sunnah wal Jamaâah fii Tauhidil Asma wash Shifaat, Oleh karena itu, mempelajari dan memahami berbagai nama dan sifat Allah merupakan hal yang sangat urgen karena memiliki kaitan yang erat dengan kewajiban untuk mengenal Allah maârifatullah. Kaidah Dasar Ahlus Sunnah wal Jamaâah dalam Masalah Nama dan Sifat Allah Kaidah pokok yang diyakini oleh ahlus sunnah wa jamaâah dalam hal ini adalah meneliti semua dalil yang berbicara mengenai nama dan sifat Allah tanpa merusaknya dengan cara mentakwil atau menyelewengkan maknanya. Hal inilah yang akan menghantarkan seorang kepada maârifatullah yang benar. Ketika ia mengimani berbagai sifat Allah yang ditetapkan oleh diri-Nya sendiri dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ia mengetahui bahwa Allah memiliki berbagai sifat yang sempurna dan agung. Tidak ada ruang di dalamnya untuk menyelewengkan berbagai sifat tersebut dengan makna-makna yang batil. Al Imam Ibnu Katsir Asy Syafiâi dalam Tafsirnya 2/294 mengatakan, âSesungguhnya dalam permasalahan ini pembahasan mengenai nama dan sifat Allah kami meniti menempuh madzhab salafush shalih, yaitu jalan yang ditempuh juga oleh imam Malik, Al Auzaâi, Ats Tsauri, Al Laits ibnu Saâd, Asy Syafiâi, Ahmad, Ishaq ibnu Rahuyah dan imam-imam kaum muslimin selain mereka, baik di masa terdahulu maupun di masa ini. Madzhab mereka dalam permasalahan ini adalah membiarkan dalil-dalil yang berbicara mengenai nama dan sifat-Nya apa adanya, tanpa dibarengi dengan takyif menetapkan hakikat sifat, tasybih menyerupakan sifat-Nya dengan sifat makhluk dan taâthil menolak sifat bagi Allah. Segala bentuk gambaran sifat yang terbetik dalam benak kaum musyabbihin golongan yang menyerupakan sifat Allah dengan sifat makhluk tertolak dari diri Allah. Tidak ada satupun makhluk yang serupa dengan-Nya dan tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.â QS. Asy Syura 11. Oleh karena itu, pendapat yang benar dalam hal ini adalah pendapat yang ditempuh oleh para imam, diantara mereka adalah Nuâaim bin Hammad Al Khazaâi, guru imam Al Bukhari. Beliau mengatakan, âBarangsiapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, maka sungguh dia telah kafir. Barangsiapa yang mengingkari sifat yang ditetapkan Allah untuk diri-Nya sendiri, maka sungguh dia juga telah kafir. Segala sifat yang ditetapkan Allah dan Rasulullah bagi diri-Nya bukanlah tasybih. Oleh karenanya, seorang yang menetapkan segala sifat yang terdapat dalam berbagai ayat yang tegas dan hadits-hadits yang shahih sesuai dengan keagungan-Nya serta menafikan segala bentuk kekurangan dari diri Allah, maka dia telah menempuh jalan hidayah.â Beberapa Faktor yang Menghalangi Maârifatullah Maârifatullah terhalang dari diri seorang hamba dengan menafikan sifat-sifat dan menentang berbagai nama yang Dia tetapkan. Bagaimana bisa seorang yang tidak mengakui berbagai nama yang Dia tetapkan berikut sifat yang terkandung di dalamnya bisa mengenal Allah taâala?! Bisakah seorang yang tidak mengenal-Nya bisa mencintai-Nya? Al Hasan Al Bashri rahimahullah taâala berkata, âBarangsiapa yang mengenal Rabb-nya, niscaya dia akan mencintai-Nya.â Al Hamm wal Hazn Ihya Ulumid Diin, 4/295. Oleh karenanya Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, âTatkala pujian dan sanjungan dengan menggunakan nama, sifat dan perbuatan-Nya merupakan sesuatu yang paling dicintai oleh-Nya, maka pengingkaran terhadap nama, sifat dan perbuatan-Nya merupakan tindakan ilhad kriminalitas dan kekufuran terbesar kepada-Nya. Tindakan ini lebih buruk daripada kesyirikan. Seorang muâaththil menafikan nama dan sifat-Nya lebih buruk daripada seorang musyrik, karena kondisi seorang musyrik tidaklah sama dengan derajat orang yang menentang berbagai sifat-Nya dan hakikat kerajaan-Nya serta mencela sifat yang Dia miliki dan menyamakan/menyekutukan Allah dengan selain-Nya. Maka, pada hakikatnya kelompok muâaththil golongan yang menafikan nama dan sifat-Nya adalah musuh sejati para rasul. Bahkan akar seluruh kesyirikan adalah tindakan taâthil, karena jika tidak dilatarbelakangi oleh taâthil terhadap kesempurnaaan zat dan sifat-Nya serta buruk sangka terhadap-Nya, tentulah Allah tidak akan disekutukan.â Madaarijus Saalikin, 3/347. Berikut beberapa bentuk ilhad kriminalitas terhadap Allah yang terkait dengan nama dan sifat-Nya, kami sajikan secara ringkas kepada anda dikarenakan keterbatasan ilmu kami. Pertama, menyerupakan menganalogikan sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya atau yang dikenal dengan istilah tamtsil atau tasybih. Ketika Allah taâala menetapkan diri-Nya memiliki wajah dan tangan, orang yang melakukan tamtsil mengatakan wajah dan tangan Allah tersebut seperti wajah dan tangan kita. Hal ini didustakan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya, âTidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.â QS. Asy Syuura 11. âMaka janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah yang kamu serupakan dengan-Nya.â QS. An Nahl 74. Penganalogian sifat Allah dengan makhluk-Nya merupakan aib, karena Allah, Zat yang Mahasempurna diserupakan dengan makhluk yang penuh dengan kekurangan. Kedua, menolak nama dan sifat Allah, baik menolak seluruhnya atau sebagiannya. Termasuk bentuk penolakan nama dan sifat-Nya adalah menyelewengkan makna nama dan sifat-Nya seperti memaknai sifat cinta yang ditetapkan Allah bagi diri-Nya sendiri dengan arti iradatul lit tatswib keinginan untuk memberi pahala. Orang yang menafikan nama dan sifat-Nya beralasan jika kita menetapkan nama dan sifat bagi Allah, maka hal ini akan berkonsekuensi menyerupakan-Nya dengan makhluk karena makhluk pun memiliki cinta. Hal ini tidak tepat dengan alasan bahwa Allah taâala telah menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya dan di sisi lain Dia menetapkan bahwa Dia memiliki sifat. Lihatlah surat Asy Syuura ayat 11 di atas! Allah taâala menyatakan bahwa tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, namun Dia juga menetapkan bahwa Dia memiliki sifat mendengar dan melihat yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya. Penetapan sifat bagi Allah meskipun memiliki nama yang sama dengan sifat makhluk tidak berkonsekuensi menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Perhatikan kembali perkataan Nuâaim bin Hammad Al Khazaâi, guru imam Al Bukhari Jilani yang dibawakan oleh imam Ibnu Katsir atau kaidah yang disampaikan oleh Syaikh Abdul Qadir Al Jilani di atas! Demikian pula, alasan di atas dapat dibantah secara logika bahwa kesamaan nama suatu sifat tidak berkonsekuensi adanya kesamaan hakikat sifat tersebut. Contoh praktisnya, makhluk memiliki pendengaran dan penglihatan, apakah pendengaran dan penglihatan mereka antara satu dengan yang lain memiliki hakikat dan bentuk yang sama?! Tentulah kita akan menjawab tidak. Ketika Dia menetapkan sifat mendengar, melihat atau cinta bagi diri-Nya, maka meskipun sifat tersebut juga dimiliki oleh makhluk tentu hakikat sifat tersebut tidaklah sama dengan sifat makhluk-Nya. Sifat yang Dia tetapkan bagi diri-Nya sendiri adalah sifat yang sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya, tidak seperti sifat yang dimiliki oleh makhluk yang dipenuhi kekurangan. Ketiga, menetapkan suatu kaifiyah bentuk/cara bagi sifat Allah taâala. Hal ini dinamakan dengan takyif dan termasuk ke dalam bentuk ini adalah mempertanyakan hakikat dan kaifiyah sifat Allah taâala. Contoh praktisnya semisal perkataan, âTangan Allah itu panjang dan besarnya sekianâ. Hal ini salah satu bentuk kelancangan terhadap-Nya karena berkata-kata mengenai Allah taâala tanpa dilandasi dengan ilmu. Ketika hakikat dan bentuk Zat Allah saja tidak kita ketahui, maka bagaimana bisa kita lancang menetapkan sifat Allah bentuknya begini dan begitu?! Oleh karena itu, ketika Imam Malik dan gurunya, Rabiâah ditanya mengenai hakikat sifat istiwa bersemayam Allah oleh seseorang, mereka mengatakan, âIstiwa diketahui maknanya, namun hakikatnya tidak dapat dinalar dijangkau oleh logika. Beriman kepadanya wajib dan bertanya mengenai hakikatnya adalah bidâah.â [Lihat perkataan beliau ini dalam Syarh Ushul Iâtiqad Ahlis Sunnah wal Jamaâah 3/398; Itsbat Shifatil Uluw hal. 119 dan Dzammut Takwil hal. 13 dan Lumâatul Iâtiqad hal. 64 karya Abdullah bin Ahmad bin Qudamah Al Maqdisi; Idlohud Dalil fii Qathâi Hujaji Ahlit Taâthil hal. 14 Muhammad bin Ibrahim bin Saâad bin Jamaâah; Al Iâtiqad hal. 116 Ibnul Husain Al Baihaqi; Al Ulum li Aliyyil Ghaffar hal. 129 Adz Dzahabi. Urgensi dan Kesalahan dalam Maârifatullah Berbagai tindakan di atas merupakan perbuatan yang akan menghalangi seorang hamba untuk mengenal Zat yang harus dia cintai. Berbagai tindakan tersebut akan membuat seorang mengenal Rabb-nya dengan bentuk pengenalan yang keliru atau bahkan menghantarkan seorang hamba menjadi pribadi yang tidak mengenal Allah karena dirinya tidak mengenal sifat Zat yang dia cintai. Kita tutup pembahasan kita ini dengan perkataan Ibnul Qayyim rahimahullah yang menunjukkan pentingnya memahami permasalahan nama dan sifat Allah taâala karena sangat terkait dengan maârifatullah pengenalan terhadap Allah. Beliau mengatakan, âMengimani dan mengetahui berbagai sifat-Nya, menetapkan hakikat makna bagi sifat tersebut, keterkaitan hati dengannya serta menyaksikan pengaruh sifat tersebut merupakan jalan awal, pertengahan dan tertinggi untuk mengenal-Nya. Hal ini merupakan ruh bagi para saalikin orang-orang yang berjalan menuju Allah, kendaraan yang akan menghantarkan mereka, penggerak tekad ketika malas dan penggugah semangat ketika tidak maksimal dalam beribadah. Perjalanan mereka menuju Allah bergantung pada bekal-bekal yang akan menopang perjalanan mereka. Setiap orang yang tidak berbekal, maka pasti dia tidak mampu menempuh perjalanan. Dan ketahuilah bekal terbaik adalah pengetahuan terhadap sifat Zat yang dicintai dan itulah puncak keinginan mereka.â Madaarijus Saalikin, 3/350. Beliau melanjutkan, âSesungguhnya berbagai sifat Allah yang sempurna dan digunakan untuk berdoâa kepada-Nya serta hakikat berbagai nama-Nya adalah faktor pendorong hati seorang untuk mencintai Allah dan sampai kepada-Nya. Hal ini dikarenakan hati hanya akan mencintai orang yang dikenalnya, takut, berharap, rindu, merasa senang dan tenteram ketika menyebut namanya sesuai dengan kadar maârifah pengenalan hati terhadap sifatnya.â Madaarijus Saalikin, 3/351. Demikianlah pembahasan kita kali ini, besar harapan kami uraian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis dan orang yang membacanya. Wa shallallahu ala Muhammadin wa ala alihi wa shahbihi wa sallam. [Muhammad Nur Ichwan Muslim]
HAKIKATMANUSIA DALAM KAJIAN NASKAH MA'RIFATULLAH KARYA HAJI SULAIMAN TARIP BIN HAJI TARIP ----- Ridwan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru (Naskah diterima: 1 Januari 2020, disetujui: 1 Februari 2020) Abstract Ma'rifatullah seript which is the object of this study is a seript written in Arabic Malay. The
Oleh Khaerunnisa Taqiyah Mahasiswa STEI SEBI [email protected] MAâRIFATULLAH berasal dari bahasa arab yaitu yaitu mengetahui atau mengenal, maka dari kata ini kita sudah dapat menyimpulkan maârifatullah adalah mengenal Allah SWT. Mengapa kita harus mengenal Allah? Seperti dalam pepatah Allah dulu, Allah lagi, Allah terus. Kenapa bisa seperti itu? Karena pada dasarnya Setiap pada diri manusia ketika masih di dalam rahim mereka sudah bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah. Seperti dalam firmanNya yang artinya âMaka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah di atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.â QS. Ar-Rum 30 Maka dari itu kita sebagai seorang muâmin yang taat harus bisa mengenal Allah SWT. Tuhan kita, Rabb kita, sang Khaliq yang menciptakan kita, dunia dan seluruh isinya. Mengapa kita harus mengenal allah? Lagi-lagi pertanyaan ini keluar kembali, Karena dengan mengenal Allah SWT. Iman kita ter-charger, iman itu butuh di charger salah satunya dengan cara mengenal Allah. BACA JUGA Hidayah Hanya Milik Allah, Kita Tak Punya Kuasa Mengubah Seseorang Lalu dengan mengenal Allah SWT, kita akan merasa lebih dekat kepada-Nya, dan akan berdampak pada ibadah kita nantinya. Contohnya kita menjadi lebih khusyuk dalam shalat, rajin bersedekah, dan mungkin juga yang tadinya tidak melaksanakan shalat sunnah menjadi melaksanakannya, dan lain sebagainya. Bagaimana cara maârifatullah? Apa saja tahap-tahap maârifatullah? Yaitu dengan menanam keyakinan kepada Allah SWT. Sebelum saya menjelaskan tentang menanam keyakinan kepada Allah SWT, saya ingin bertanya, apakah teman-teman sekalian tahu rukun iman? Ada berapakah rukun iman itu? Mengapa saya bertanya tentang ini?? Saya akan menjawabnya dengan satu persatu, tapi tidak dengan pertanyaan pertama Karena pertanyaan itu untuk teman-teman sekalian. Saya langsung saja menjawab pertanyaan kedua, rukun iman itu ada 6, Karena rukun iman itu adalah salah satu tahap atau cara untuk mengenal Allah SWT. Rukun iman yang pertama adalah Iman Kepada Allah SWT. Iman Kepada Allah SWT, ketika kita bilang iman kepada Allah SWT, maka kita haruslah mentaati akan perintah allah dan menjauhi larangannya. Iman yang berati percaya, percaya kepada Allah SWT. Bahwa Allah SWT itu satu, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Seperti dalam firmannya âAllah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.â QS. Al-Ikhlas 3 Bagaimana cara mengenal Allah SWT dengan rukun islam yang pertama ini? Agar kita bisa mengenal dan mengetahui Allah SWT lebih dekat yaitu dengan cara Mengetahui dan mengamalkan Asma Allah atau Asmaul Husna Nama-nama Baik Allah Mengetahui dan mengamalkan Sifat-sifat Allah Mengetahui dan mengamalkan Asma Allah atau Asmaul Husna Nama-nama Baik Allah Asmaul Husna yang artinya nama-nama baik Allah itu ada 99, yang berarti Allah memiliki 99 nama-nama yang baik bagi Allah. Contohnya Al-khaliq artinya yang Maha Menciptakan, Ar-razaq artinya yang Maha Pemberi Rizki, Al-Ghafuur artinya yang Maha Memberi Pengampun. Istilah Asmaul Husna Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam surah Thaha ayat 8 yang artinya âDialah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaaâul Husna nama-nama yang baik. â QS. Thaha 8 Dari ayat tersebut menjelaskan bahwa sudah sangatlah jelas Allah SWT memiliki 99 nama-nama yang baik, dan dari nama-nama yang baik itu kita bisa memuji-Nya untuk menyembah kepada Allah SWT yang berhak disembah selain-Nya. Baca juga 99 Asmaaâul Husna. Mengetahui dan mengamalkan sifat-sifat Allah SWT Telah kita ketahui bahwa Allah SWT itu mempunyai sifa-sifat yang wajib kita ketahui yaitu terdiri dari sifat wajib bagi Allah SWT, sifat mustahil bagi Allah SWT, dan sifat jaiz bagi Allah SWT. Masing-masing sifat ada 20 yang wajib kita ketahui kecuali sifat jaiz bagi Allah SWT yang memiliki 1 sifat, dan dalam pendapat yang lain itu ada 3. Baca juga asma dan sifat Allah SWT. Rukun iman yang kedua adalah iman kepada para malaikat Allah SWT Iman Kepada para malaikat Allah SWT dengan cara kita mentaati perintah Allah SWT, seperti halnya para malaikat yang selalu berbuat kebaikan, dan menjauhi larangan-Nya seperti mereka yang tak pernah melakukan kesalahan, membantah apalagi menunda sesuatu tanpa perintah Allah SWT. Iman Kepada para malaikat Allah SWT, walaupun kita tak dapat melihat mereka tapi kita harus meyakini bahwa malaikat itu ada dan diciptakan dari cahaya dan bukan Karena itu kita mengingkari adanya mereka, Karena Allah-lah yang menciptakan mereka. Baca juga iman kepada malaikat Allah SWT Rukun iman yang ketiga yaitu iman kepada Rasul-rasul Allah SWT Iman Kepada Rasul-rasul Allah SWT, yaitu percaya kepada mereka para rasul-rasul Allah SWT. Mengikuti dan menaâati apa yang di perintahkan Allah padanya, menjauhi dan menghindari segala larangan-Nya. Rasul-rasul Allah juga hanyalah manusia biasa, mereka juga memiliki hawa nafsu, akal, pikiran dan hati yang mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka juga merasakan artinya lapar dan dahaga. Yang membedakan diri mereka dan kita adalah mereka orang-orang yang terpilih, terpelihara, terjaga, tertinggi derajatnya dibandingkan dengan manusia biasa seperti kita. Maka dari itu kita harus Mengikuti dan menaâati perintah mereka, juga menjauhi dan menghindari larangan mereka.. Baik yang tertera dalam al-qurâan maupun yang hanya terucap dalam lisan maupun terlakukan oleh perbuatan. Baca juga iman kepada Rasul-rasul Allah SWT. Rukun iman yang keempat yaitu iman kepada kitab-kitab Allah SWT Iman kepada kitab-kitab Allah SWT, percaya adanya kalamullah, yang di turunkan dan di sampaikan oleh rasul-rasul Allah, maksud dalam hal ini berarti percaya adanya larangan Allah, perintah Allah, ancaman dan pahala, adanya hukum syariat yang berada dalam kitab tersebut, terutama kitab Al-Qurâan. Al-Qurâan wajib kita mengenalnya, mengenalnya dalam artian bisa membaca Al-Qurâan dan mengamalkannya, juga menghafalkannya jika memang mampu. Baca juga iman kepada kitab-kitab Allah SWT. Rukun iman yang kelima adalah iman kepada qadha dan qadhar Allah SWT Iman kepada qadha dan qadhar, percaya kepada ketetapan Allah SWT, adalah salah satu wujud dalam maârifatullah percaya bahwa ketetapannya adalah salah satu pilihan yang terbaik untuk diri kita, terkadang manusia telah merencanakan tapi rencana Allah SWT. Adalah yang lebih baik, terkadang manusia menginginkan sesuatu yang menurut mereka itu baik untuk dirinya tetapi belum tentu menurut Allah itu baik untuk dirinya. Ketetapan Allah SWT ada yang bisa dirubah atau qadha yaitu seperti halnya kecerdasan. Pada dasarnya manusia itu dilahirkan tidak mengetahui apa-apa. Maka manusianya sendirilah yang akan membuat diri mereka menjadi pintar, cerdas, maupun bodoh. Tergantung bagaimana keinginan merekanya dan usahanya sendiri, jika mereka ingin tetapi tak ada usaha maka manusia tak akan memiliki perubahan pada dirinya, karena ulah mereka yang tak mau berusaha. BACA JUGA Semakin Mengenal Allah Semakin Kita Haus Kasihsayang-Nya Lain lagi dengan ketetapan Allah SWT. Yang tidak bisa dirubah atau qadhar seperti kematian, jodoh, dan ketika kita dilahirkan ke dunia kita tidak bisa memilih apa jenis kelamin kita, orang tua kita siapa, miskin kah⌠kaya kah⌠Semua itu tidak bisa kita ubah ketika kita terlahirkan, namun ketika kita sudah besar, sudah berilmu kita bisa saja mengubah yang tadinya hidup serba kekurangan menjadi berkecukupan. Karena usaha dan ikhtiar yang telah kita lalui. Jika kita tidak percaya dan tidak menerima semua ketetapan Allah SWT maka kita termasuk orang yang tidak beriman kepada Allah, kenapa? Karena itu salah satu cara mengenal Allah, beriman kepada allah adalah dengan percaya kepada ketetapan-Nya dan menerima-Nya pula. Terakhir cara untuk mengenal Allah SWT lebih dalam adalah dengan beriman kepada hari akhir. Beriman dan meyakini bahwa adanya hari akhir dan hari pembalasan adalah salah satu bukti bahwa kita hamba yang bertaqwa. Berikut adalah fase-fase hari akhir kiamat Yaumul barzakh= hari penantian di alam kubur Yaumul qiyamah= hari kiamat Yaumul baâats= hari pembangkitan Yaumul hasyr= hari berkumpulnya di padang mahsyar Yaumul hisab= hari perhitungan Yaumul mizan= hari penimbangan amal Yaumul jazaâ= hari pembalasan Dari semua ini bahwasannya menuntun kita agar bisa lebih mengenal Allah SWT. Tuhan semesta alam, agar kita bisa memuhasabah diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik dalam segi ketauhidan, ibadah, maupun keimanan. Untuk dalil rukun iman ini ada dalam firman Allah SWT yang artinya âAdapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah.â QS. Al-Kahfi 88. [] OPINI adalah kiriman pembaca Islampos. Kirim OPINI Anda lewat imel ke [email protected], paling banyak dua 2 halaman MS Word. Sertakan biodata singkat dan foto diri. Isi dari OPINI di luar tanggung jawab redaksi Islampos.
TentangMa'rifatullah Ma'rifatullah adalah Mengenal Allah atau Mengetahui Allah dengan sebenar-benarnya. Mengenal Allah ini bukan Mengenal melalui panca indera, karena Dia tidak dapat dicapai oleh Panca indera, sebagaimana firman-Nya: Dia tidak dapat dicapai oleh Mata.(Qs. Al An`am 6:103).
- Istilah ma'rifatullah mungkin masih terasa asing bagi sebagian orang, namun istilah ini sebenarnya sudah umum digunakan oleh umat muslim, khususnya bagi mereka yang sering menghadiri majelis bisa diartikan sebagai mengenal Allah, yang bila kata ini disebut maka itu berhubungan dengan Rabb, Sang Ma'rifatullah Dilansir dari portal resmi Provinsi Sumatera Barat yang mengutip perkataan Ibnul Qoyyum disebutkan, seseorang yang memiliki ketaatan yang tinggi, akan semakin tinggi pula ma'rifatnya kepada Allah, ia akan semakin menghambakan diri dan bersifat ma'rifatullah sendiri berasal kata a'rofa, ya'rifu yang artinya mengenal. Jadi dapat disimpulkan bahwa ma'rifatullah merupakan upaya manusia untuk lebih mengenal Allah dengan tujuan meningkatkan iman dan e-modul berjudul Ma'rifatullah dari Endis Firdaus dituliskan, seorang muslim perlu menyempurnakan keimanannya dengan menjadikan ma'rifatullah sebagai subjek ma'rifatullah juga bisa berarti sebagai jalan yang mengantarkan manusia untuk lebih mendekatkan dirinya kepada Allah Allah SWT atau ma'rifatullah dapat dilakukan dengan cara mengetahui nama-nama-Nya yang Maha Indah melalui Asmaul Husna dan memahami maknanya. Kemudian seorang muslim berma'rifat dengan mengetahui sifat-sifat Allah yang Maha Sempurna seperti yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qurâan dan hadis-hadis sahih dari Rasulullah Salallaahu alaihi wa surah Al-Baqarah ayat 255 atau dikenal dengan ayat kursi dijelaskan bahwa Allah, Tuhan yang patut disembah dan tidak ada sembahan lainnya selain Dia. Allah Mahahidup, Maha Kekal, dan memiliki semua makna kehidupan yang sempurna, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya. Tidak seperti manusia, Allah tidak mengantuk dan tidak pula tidur, sebab keduanya adalah sifat kekurangan yang membuat-Nya tidak mampu mengurus makhluk-Nya. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia Yang menciptakan, memelihara, memiliki, dan bertindak terhadap semua itu. Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hadapan makhluk ciptaan-Nya; manusia, yakni apa saja yang sedang dan akan terjadi, dan apa yang di belakang mereka, yakni sesuatu yang telah berlalu. Allah mengetahui apa yang mereka lakukan dan rencanakan, baik yang berkaitan dengan masa kini, masa lampau, atau masa depan. Kursi-Nya, Allah yaitu kekuasaan, ilmu, atau kursi tempat kedua kaki Tuhan yang tidak diketahui hakikatnya kecuali oleh Allah berpijak, sangat luas, meliputi langit dan bumi. Allah Mahatinggi zat dan sifat-sifat-Nya jika dibanding makhluk-makhlukNya, Mahabesar dengan segala keagungan dan kekuasaan-Nya. Ayat Kursi merupakan ayat teragung dalam Al-Qur'an karena mencakup nama-nama dan sifat-sifat Allah yang menunjukkan kesempurnaan zat, ilmu, kekuasaan, dan bacaan lengkap Ayat Kursi dan artinyaاŮŮŮٰŮŮ ŮŮاۤ اŮŮٰŮ٠اŮŮŮŮا ŮŮŮ٠اŮŰĄŘŮŮŮŮ٠اŮŰĄŮŮŮŮŮŮŰĄŮ
ŮŰ ŮŮا ŘŞŮاۥ؎ŮذŮŮŮ ŘłŮŮŮŘŠŮ ŮŮŮŮŮا ŮŮŮŰĄŮ
ŮâŘ ŮŮŮŮ Ů
Ůا ŮŮ٠اŮŘłŮŮŮ
ٰŮٰت٠ŮŮŮ
Ůا ŮŮ٠اŮۥاŮعۥ؜ŮâŘ Ů
ŮŮŰĄ ذŮا اŮŮŮذŮŮŰĄ ŮŮŘ´ŰĄŮŮؚ٠ؚŮŮŰĄŘŻŮŮŮۤ اŮŮŮŮا بŮاŮذۥŮŮŮŮâŘ ŮŮؚۥŮŮŮ
Ů Ů
Ůا بŮŮŰĄŮ٠اŮŮŰĄŘŻŮŮŰĄŮŮŮ
ŰĄ ŮŮŮ
Ůا ŘŽŮŮŰĄŮŮŮŮŮ
ŰĄâŰ ŮŮŮŮا ŮŮŘŮŮۥءŮŮŰĄŮ٠بŮŘ´ŮŮŰĄŘĄŮ Ů
ŮŮŮŰĄ ŘšŮŮŰĄŮ
ŮŮŮۤ اŮŮŮŮا بŮŮ
Ůا Ř´ŮاŮŘĄŮ Ű ŮŮŘłŮؚ٠ŮŮعۥسŮŮŮŮŮ٠اŮŘłŮŮŮ
ٰŮٰت٠ŮŮاŮۥاŮعۥ؜ŮââŰ ŮŮŮŮا ŮŮŮŮŮŮŮŮŰĄŘŻŮŮŮ ŘŮŮۥظŮŮŮŮ
Ůا âŰ ŮŮ ŮŮŮ٠اŮŰĄŘšŮŮŮŮŮ٠اŮŰĄŘšŮظŮŮŰĄŮ
Ů Allahu laaa ilaaha illaa Huwal Haiyul Qaiyuum; laa taakhuzuhuu sinatunw wa laa nawm; lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ard; man zal lazii yashfa'u indahuuu illaa bi-iznih; ya'lamu maa baina aydiihim wa mww khalfahum wa laa yuhiituuna bishai'im min 'ilmihi illa bimasya' wa si'a kursiyyuhussamawati wal ardh walaa yauduhu khifzuhuma wa huwal 'aliyyul 'azhiim. Artinya "Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus menerus mengurus makhluk-Nya, tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Mahatinggi, Mahabesar." QS. Al-Baqarah 255.Ma'rifatullah dapat diraih dengan berbagai cara, mulai dari mengenal Asmaul Husna hingga memahami segala bentuk makhluk ciptaan Allah SWT. Dengan ber-ma'rifatullah, maka seorang muslim dapat menyadari tentang betapa besarnya kekuasaan Allah terhadap seluruh makhluk yang terdapat di bumi dan alam semesta ini. Baca juga Khutbah Jumat Singkat Bersabar dan Berserah Diri Kepada Allah SWT Rangkuman Materi Mutiara Iman dan Ibadah Kepada Allah SWT Apa Ciri-ciri Amal Ibadah yang Diterima Allah SWT? - Sosial Budaya Penulis Dhita KoesnoEditor Addi M Idhom
CIRICIRI DALAM MA'RIFATULLAH. Seseorang dianggap ma'rifatullah (mengenal Allah) jika ia telah mengenali ; 1. asma' (nama) Allah 2. sifat Allah dan 3. af'al (perbuatan) Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam ini. Kemudian dengan bekal pengetahuan itu, ia menunjukkan :
Link Download contoh makalah tauhid MAâRIFATULLAH & MAâRIFATURASUL Dosen Pengampu Dr. Ela Hodijah N, S. Ag., M. Pd. I. MAKALAH Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur mata kuliah Ilmu tauhid Oleh Kelompok 2 Rifa Rahmatul Karimah Oni Setiawan Selina Karentina SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM UNSAP SUMEDANG JAWA BARAT 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelsaikan Makalah yang berjudul â MAâRIFATULLAH & MAâRIFATURASUL â ini adalah untuk mengetahui konsep mengenal allah dan rasul. Tujuan selanjutnya yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu tauhid yang merupakan salah satu mata kuliah di Sekolah Tinggi Agama Islam Sumedang Prodi Agama Islam. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang terlibat yang memberikan dukungan moril maupun materil sehingga makalah marifatullah dan marifaturasul ini dapat diselesaikan dengan baik. Meskipun telah berusaha menyelesaikan makalah dengan sebaik mungkin, penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah tentang marifatullah dan marifaturasul ini berguna bagi para pembaca dan semua pihak yang berkepentingan. Sumedang, 03 September 2021 Penulis DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penulisan BAB II PEMBAHASAN Maârifatullah Maârifatur Rosul BAB III PENUTUP Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maârifat merupakan salah satu aspek dari kajian disiplin ilmu tasawuf yang disandarkan kepada sumber ajaran Islam, yaitu al-Qurâan dan Hadis atau sunnah yang tercermin dalam praktek kehidupan Rasulullah saw. Kata maârifat yang secara khusus menjadi konsep spiritual Islam di dalam al-Qurâan memang tidak ditemukan secara harfiah. Akan tetapi dapat digali makna maârifat yang menjadi inti kesufian dari subtansi berbagai pesan dalam al-Qurâan. Kata yang berakar dari arafa dalam keseluruhan al-Qurâan disebutkan sebanyak 71 Dari 71 kali penyebutan itulah dapat diketahui bahwa maârifat dalam term al-Qurâan memiliki banyak arti mengetahui, mengenal, sangat akrab, hubungan yang patut, hubungan yang baik, dan pengenalan berdasarkan pengetahuan mendalam. Maka jika semua pengertian itu dihimpun dalam satu pengertian, maârifat menurut subtansi al-Qurâan memiliki maksud sebagai pengenalan yang baik serta mendalam berdasarkan pengetahuan yang menyeluruh dan rinci. Sebagai buah dari hubungan yang sangat dekat dan baik. Maârifat merupakan pengetahuan eksperensial z\auqi yang disuntikan infused sangat berbeda dengan pengetahuan lainnya yang biasa didapatkan melalui metode rasional diskursif. Ia menangkap objeknya secara langsung, tidak melalui representasi, image atau simbol-simbol dari objek-objek penelitian. Seperti indra menangkap objeknya secara langsung, demikian juga hati atau intuisi menangkap objeknya juga secara langsung. Perbedaannya terletak pada jenis objeknya. Kalau objek indra adalah benda-benda yang bersifat indrawi sedangkan objekobjek intuisi adalah entitas-entitas spiritual. Dalam kedua modus pengetahuan ini manusia mengalami objek-objeknya secara langsung, dan kerena itu maârifat disebut dengan ilmu eksperensial, yang biasanya dikontraskan dengan pengetahuan melalui nalar. Rumusan Masalah 1. Jelaskan hal-hal mengenai Maârifatulloh? 2. Jelaskan hal- hal mengenai Maârifatul Rosul Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui konsep Maârifatulloh 2. Untuk mengetahui konsep Maârifatul Rosul BAB II PEMBAHASAN Maârifatullah Maârifatullah mengenal Allah bukanlah mengenali dzat Allah, karena hal ini tidak mungkin terjangkau oleh kapasitas manusia yang terbatas. Sebab bagaimana mungkin manusia yang terbatas ini mengenali sesuatu yang tidak terbatas. Segelas susu yang dibuat seseorang tidak akan pernah mengetahui seperti apakah orang yang telah membuatnya menjadi segelas susu. Menurut Ibn Al Qayyim Maârifatullah yang dimaksudkan oleh ahlul maârifah orang-orang yang mengenali Allah adalah ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannyaâ. Maârifatullah tidak dimaknai dengan arti harfiah semata, namun maâriaftullah dimaknai dengan pengenalan terhadap jalan yang mengantarkan manusia dekat dengan Allah, mengenalkan rintangan dan gangguan yang ada dalam perjalanan mendekatkan diri kepada Allah. 1. Ciri ciri dalam maârifatullah Seseorang dianggap maârifatullah mengenal Allah jika ia telah mengenali, a. Asma Allah b. Sifat Allah, dan c. afâal perbuatan Allah, yang terlihat dalam ciptaan dan tersebar dalam kehidupan alam. Mengenal Alloh merupakan perkara fitrah bagi semua manusia yang berada didunia ini. Ilmu tentang mengenal Alloh merupakan ilmu yang paling agung dan mulia. Tak ada ilmu yang sebanding dan setara dengannya. Ia merupakan pondasi dan dasar segala ilmu. Imam Ibnul Qoyyim mengatakan, âKemuliaan sebuah ilmu mengikuti kemuliaan objek yang dipelajarinya.â. Dan tentunya, tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan yang paling mulia, paling agung dan paling utama adalah pengetahuan tentang Alloh di mana tiada ilah sesembahan yang berhak disembah kecuali Dia semata, Robb semesta alam. Ilmu tentang Alloh adalah pokok dan sumber segala ilmu. Maka barangsiapa mengenal Alloh , dia akan mengenal yang selain-Nya dan barangsiapa yang jahil tentang Robb-nya, niscaya ia akan lebih jahil terhadap yang selainnya 2. Hakikat Maârifatullah Ibnul Qoyyim berkata, âMengenal Alloh ada dua macam; a. maârifatu iqrar mengenal Alloh dalam bentuk pengakuan. Hal ini terjadi pada semua manusia, baik orang yang berbuat baik dan jahat ataupun orang yang taat dan bermaksiat. b. mengenal Alloh yang mengandung konsekuensi tumbuhnya rasa malu,cinta, keterkaitan hati, kerinduan jiwa, rasa takut, kembali, dan lari dari mahlukmenuju kepada-Nya. 3. Bentuk Maârifatullah Ibnu Qoyyim mengklasifikasikan manusia yang mengenal Alloh dalam dua kategori a. Kategori pertama adalah manusia secara umum, baik orang yang memiliki akidah dan moralitas yang lurus ataupun maârifat kepada Alloh semacam ini merupakan tingkatan dasar. Sehingga, tidak menghantarkan manusia untuk mewujudkan peribadatan kepada Alloh secara sempurna dan totalitas. b. Kategori kedua adalah manusia secara khusus, yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Alloh . Mereka mengenalAlloh dengan sebenar-benarnya. Dengan demikian, mampumelahirkan amal peribadatan hati dan anggota badannya. Merekamengenal Alloh bahwa Dia-lah Dzat yang menyiksa dengan siksaanyang pedih. Oleh karena itu, mereka takut untuk berbuat maksiatkepada-Nya sedikitpun. Apabila ada keinginan dan tekad untuk berbuat maksiat, maka mereka segera mengingat Alloh dan segera beristigfar serta bertaubat kepada-Nya. 4. Urgensi Maârifatullah a. Maârifatullah adalah puncak kesadaran yang akan menentukan perjalanan Hidup manusia selanjutnya. Karena maârifatullah akan menjelaskan tujuan hidup manusia yang sesungguhnya. Ketiadaan maârifatullah membuat banyak orang hidup tanpa tujuan yang jelas, bahkan menjalani hidupnya sebagaimana makhluk hidup lain binatang ternak. b. Maârifatullah adalah asas landasan perjalanan ruhiyyah spiritual manusia secara keseluruhan. Seorang yang mengenali Allah akan merasakan kehidupan yang lapang. Ia hidup dalam rentangan panjang antara bersyukur dan Nabi Amat mengherankan urusan seorang mukmin itu, dan tidakterdapat pada siapapun selain mukmin, jika ditimpa musibah ia bersabar, dan jika diberi karunia ia bersyukurâ Orang yang mengenali Allah akan selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan ridha Allah, tidak untuk memuaskan nafsu dan keinginan syahwatnya. c. Dari Maârifatullah inilah manusia terdorong untuk mengenali para nabi dari rasul, untuk mempelajari cara terbaik mendekatkan diri kepada Allah. Karena para Nabi dan Rasul-lah orang-orang yang diakui sangat mengenal dan dekat dengan Allah. d. Dari Maârifatullah ini manusia akan mengenali kehidupan di luar alam materi, seperti Malaikat, jin dan ruh. e. Dari Maârifatullah inilah manusia mengetahui perjalanan hidupnya, dan bahkan akhir dari kehidupan ini menuju kepada kehidupan Barzahiyyah alamkubur dan kehidupan akherat 5. Sarana Maârifatullah a. Akal sehat Akal sehat yang merenungkan ciptaan Allah. Banyak sekali ayat-ayat Al Qurâan yang menjelaskan pengaruh perenungan makhluk ciptaanterhadap pengenalan al Khaliq pencipta seperti firman Allah Katakanlan âPerhatikanlah apa yang ada di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman.â QS 10101, atau QS 3 190-191. Sabda Nabi âBerfikirlah tentang ciptaan Allah dan janganlah kamu berfikir tentang Allah, karena kamu tidak akan mampuâ HR. Abu Nuâaim. b. Para rasul Para Rasul yang membawa kitab-kitab yang berisi penjelasan sejelas- jelasnya tentang maârifatullah dan konsekuensi -konsekuensinya. Merekainilah yang diakui sebagai orang yang paling mengenali Allah. Firman Allah ; âSesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca keadilan supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..â c. Mengenali asma nama dan sifat Allah disertai dengan perenungan makna dan pengaruhnya bagi kehidupan ini menjadi sarana untuk mengenali Allah. Maârifatur Rosul Pengertian Maârifatur rasul yaitu mengetahui bahwasanya Muhammad adalah rasul Allah; penyampai ajaran dari Allah, beliau jujur benar di dalam menyampaikan ajarannya baik dalam masalah Iijab mewajibkan suatu perkara,Tahrim mengharamkan suatu perkara dan dalam mengabarkan tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau dan yang akan terjadi di masa mendatang di dunia, dialam barzakh dan alam akherat. 1. Ciri-ciri Rasulullah a. Memiliki sifat-sifat asasiyah. Sifat asasiyah ini terdiri dari sidiq, amanah, tablighdan fathanah. Sifat ini harus dimiliki oleh setiap rasul yang mengemban ataumembawa risalah dari Allah SWT. b. Memiliki muâjizat. Salah satu contohnya adalah muâjizat Rasulullah SAW ketika membelah bulan. Allah berfirman dalam QS. 54 1 â 2 âTelah dekat datangnya saat itu dan telah terbelah bulan. Dan jika mereka orang-orangmusyrikin melihat sesuatu tanda mu`jizat, mereka berpaling dan berkata âIniadalah sihir yang terus menerusâ. c. Berita kedatanganya d. Berita kenabian. Setiap rasul senantiasa membawa perintah Allah untuk mengajakumatnya ke jalan yang baik. Perihal kerasulan mereka pun Allah al-Qurâan Allah berfirman QS. 7 158 e. Adanya hasil dari daâwah yang dilakukannya. Hal ini dapat kita lihat, pada hasil f. daâwah Rasulullah SAW yang dari segi kualitas, mereka memiliki keimanan yang sangat kokoh, tidak tergoyahkan oleh apapun juga. Kemudian dari segi kuantitas, jumlah mereka demikian banyaknya, tersebar ke seluruh pelosok jazirah Arab, bahkan melewati jazirah Arab. 2. Sifat-sifat Rasulullah a. Manusia sempurna Qs 1411 b. Terpelihara dari kesalahan Qs 5 67 c. Benar Qs 53 3-4 d. Cerdas Qs 48 27 e. Amanah Qs 69 44-46 f. Menyampaikan Qs 5 67 3. Hikmah Mempelajari Sirah Nabawiyah sarana Marifatullah Dalam konteks diri kita sebagai umat Nabi Muhammad Saw, maka setiap kita tentu saja harus mengenal beliau agar kita bisa meneladaninya, tapi upaya mengenal ini bukanlah sekedar mempelajarinya secara kronologis dari sebelum lahir hingga wafatnya, tapi juga harus dapat mengambil pelajaran dari berbagai peristiwa yang terjadi, inilah hakikatnya memahami sirah Nabawiyah. Secara umum manfaat yang bisa kita petik hikmahnya dalam mengkaji dan memahami sirah nabawiyah, adalah a. Memahami pribadi Rasulullah saw. sebagai utusan Allah fahmu syakhshiyah ar-rasul. Dengan mengkaji sirah kita dapat memahami celah kehidupan Rasulullah individu maupun sebagai utusan Allah swt. Sehingga, kita tidak kelirumengenal pribadinya sebagaimana kaum orientalis memandang pribadi Nabi Muhammad saw. sebagai pribadi manusia biasa. âHai nabi, sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan, Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang mukmin bahwa sesungguhnya bagi mereka karunia yang besar dari Allah.â Al-Ahzab 45-47. b. Mengetahui contoh teladan terbaik dalam menjalani kehidupan ini maârifatush shurati lil mutsulil aâla. Contoh teladan merupakan sesuatu yang penting dalam hidup ini sebagai patokan atau model ideal. Model hidup tersebut akan mudah kita dapati dalam kajian sirah nabawiyah yang menguraikan kepribadian Rasulullah saw. Yang penuh pesona dalam semua sisi. âSesungguhnya telah ada pada diri Rasulullahitu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah .â Al-Ahzab 21. c. Dapat memahami turunnya ayat-ayat Allah swt. al-f ahmu an-nuzuli aayatillah Mengkaji sirah dapat membantu kita untuk memahami kronologis ayat-ayatyang diturunkan Allah swt. Karena, banyak ayat baru dapat kita mengerti maksudnya setelah mengetahui peristiwa-peristiwa yang pernah dialami Rasulullah saw. atau sikap Rasulullah atas sebuah kejadian. Melalui kajian sirah nabawiyah itu kita dapat menyelami maksud dan suasana saat diturunkan suatu ayat. d. Memahami metodologi dakwah dan tarbiyah fahmu uslubid daâwah wat -tarbiyah. Kajian sirah juga dapat memperkaya pemahaman dan pengetahuan tentang metodologi pembinaan dan dakwah yang sangat berguna bagi para saw. dalam hidupnya telah berhasil mengarahkan manusia memperoleh kejayaan dengan metode yang beragam yang dapat dipakai dalam rumusan dakwah dan tarbiyah. e. Mengetahui peradaban umat Islam masa lalu maârifatul hadharatil islamiyatil madliyah. Sirah nabawiyah juga dapat menambah khazanah tsaqafah Islamiyah tentang peradaban masa lalu kaum muslimin dalam berbagai aspek. Sebagai gambaran konkret dari sejumlah prinsip dasar Islam yang pernah dialami generasi masa lalu. f. Menambah keimanan dan komitmen pada ajaran Islam tazwidul iman walintimaâi lil islam. Sebagai salah satu ilmu Islam, diharapkan kajian sirah ini dapat menambah kualitas iman. Dengan mempelajari secara intens perjalanan hidup Rasulullah,diharapkan keyakinan dan komitmen akan nilai-nilai islam orang-orang yang mempelajarinya semakin kuat. Bahkan, mereka mau mengikuti jejak dakwah Rasulullah SAW. BAB III PENUTUP Kesimpulan Marifatullah adalah suatu konsep agar dapat mengenal Allah melalui sarana yang telah allah berikan kepada manusia dan merupakan ilmu yang membuat seseorang melakukan apa yang menjadi kewajiban bagi dirinya dan konsekuensi pengenalannya. Marifaturasul adalah suatu konsep untuk mengenal rasul mulai dari asal, tugas dan tujuan diciptakan rasul, sifat-sifatnya sehingga umatnya dapat mengenal lebih dalam dan dapat menjadikan rasul itu sebagai uswah dan contoh manusia terbaik dalam beribadah kepada Allah. Saran Pembahasan mengenai marifatullah dan marifaturasul sebaiknya harus dikaji lebih dalam lagi, karena sedikit sekali sumber yang dapat kami terima. Saran dari kelompok kami kepada dosen pengampu Mata kuliah ilmu tauhid untuk dapat menjelaskan secara detail. DAFTAR PUSTAKA Abdullah. âMaqamat Makrifat Hasan Al Basri dan Algazali.â Al-Fikr 2016. Affandi, C. La Tahzan Innallaha Maâana Bersama Allah di Setiap Tempat dan Waktu. Bandung PT. Mizan Pustaka, 2007. Al-Jailani, S. A. Al-Tashawwuf dalam Al-Gunyah Lithalibi. Edited by J. Rofarif and A. Irawan. Jakarta Zaman, 2012. Amin, S. M. Ilmu Tasawuf. Edited by A. Zirzis and N. Laily. Jakarta Amzah, 2012. Arsyad, A. Media Pembelajaran. Jakarta Rajawali Pers, 2011. B, Muhammad Rusmin. âKonsep dan Tujuan Pendidikan Islam.â Jurnal Taklim 06, no. 01 200472â80.
2menit ke Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA/TPQ) Baitur Rahim Talang Jambe 2 menit ke Sekolah Dasar Negeri SDN 134 Talang Jambe 2 menit ke Pesantren Ma'rifatullah Talang Jambe 2 menit ke kantor Kelurahan Talang Jambe 2 menit ke klinik Aulia Medika 2 menit ke Sekolah Menengah Atas SMA Pesantren Sultan Mahmud Badaruddin Palembang, Talang Jambe 3 menit ke Kantor BASARNAS ( Pencarian dan
Oleh Tim kajian dakwah alhikmah â Mungkin ada di kalangan kaum muslimin yang bertanya kenapa pada saat ini kita masih perlu berbicara tentang Allah padahal kita sudah sering mendengar dan menyebut namaNya, dan kita tahu bahwa Allah itu Tuhan kita. Tidakkah itu sudah cukup untuk kita? Tidak. Jangan sekali-kali kita merasa cukup dengan pemahaman dan pengenalan kita terhadap Allah. Karena, semakin memahami dan mengenaliNya kita merasa semakin dekat denganNya. Selain itu, dengan pengenalan yang lebih dalam lagi, kita bisa terhindar dari pemahaman-pemahaman yang keliru tentang Allah dan kita terhindar dari sikap-sikap yang salah terhadap Allah. Ketika kita membicarakan makrifatullah, maknanya kita berbicara tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qurâan adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan Penguasa. Kata Ilah mengandung arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Makna seperti ini ada di dalam surat An-Naas 114 1-3. Dengan demikian jelaslah bahwa usaha kita untuk lebih jauh memahami dan mengenal Allah adalah bagian terpenting di dalam hidup ini. Lantas, bagaimana metoda yang harus kita tempuh untuk bisa mengenal Allah? Apa saja halangan yang senantiasa menghantui manusia dari mengenalNya? Benarkan kalimat yang mengatakan, âKenalilah dirimu niscaya engkau akan mengenali Tuhanmu.â Dari pengenalan diri sendiri, maka ia akan membawa kepada pengenalan makrifah yang menciptakan diri, yaitu Allah. Ini adalah karena pada hakikatnya makrifah kepada Allah adalah sebenar-benar makrifah dan merupakan asas segala kehidupan rohani. Setelah makrifah kepada Allah, akan membawa kita kepada makrifah kepada Nabi dan Rasul, makrifah kepada alam nyata dan alam ghaib dan makrifah kepada alam akhirat. Keyakinan terhadap Allah swt. menjadi mantap apabila kita mempunyai dalil-dalil dan bukti yang jelas tentang kewujudan eksistensi Allah lantas melahirkan pengesaan dalam mentauhidkan Allah secara mutlak. Pengabdian diri kita hanya semata-mata kepada Allah saja. Ini memberi arti kita menolak dan berusaha menghindarkan diri dari bahaya-bahaya disebabkan oleh syirik kepadaNya. Kita harus berusaha menempatkan kehidupan kita di bawah bayangan tauhid dengan cara kita memahami ruang perbahasan dalam tauhid dengan benar tanpa penyelewengan sesuai dengan manhaj salafush shalih. Kita juga harus memahami empat bentuk tauhidullah yang menjadi misi ajaran Islam di dalam Al-Qurâan maupun sunnah, yaitu tauhid asma wa sifat, tauhid rububiah, tauhid mulkiyah, dan tauhid uluhiyah. Dengan pemahaman ini kita akan termotivasi untuk melaksanakan sikap-sikap yang menjadi tuntutan utama dari setiap empat tauhid tersebut. Kehidupan paling tenang adalah kehidupan yang bersandar terus kecintaannya kepada Yang Maha Pengasih. Oleh karena itu kita harus mampu membedakan di antara cinta kepada Allah dengan cinta kepada selainNya serta menjadikan cinta kepada Allah mengatasi segala-galanya. Apa yang menjadi tuntutan kepada kita ialah kita menyadari pentingnya melandasi seluruh aktivitas hidup dengan kecintaan kepada Allah, Rasul, dan jihad secara minhaji. Di dalam memahami dan mengenal Allah ini, kita seharusnya memahami bahwa Allah sebagai sumber ilmu dan pengetahuan. Ilmu-ilmu yang Allah berikan itu menerusi dua jalan yang membentuk dua fungsi yaitu sebagai pedoman hidup dan juga sebagai sarana hidup. Kita juga sepatutnya menyadari kepentingan kedua bentuk ilmu Allah dalam pengabdian kepada Allah untuk mencapai tahap takwa yang lebih cemerlang. Ayat-ayat Allah ada dalam bentuk ayat-ayat qauliyah dan kauniyah. Kedua jenis ayat-ayat Allah ini terbuka bagi siapa saja yang ingin membaca dan menelitinya. Namun terdapat berbagai halangan akan muncul di hadapan kita dalam mengenali Allah. Halangan-halangan ini muncul dalam bentuk sifat-sifat pribadi kita yang bersumberdari syahwat âseperti nifaq, takabbur, zhalim, dan dustaâ dan sifat-sifat yang bersumber dari syubhat âseperti jahil, ragu-ragu, dan menyimpang. Kesemua sifat-sifat fujur itu akan menghasilkan kekufuran terhadap Allah swt. Ahammiyah Maârifatullah Urgensi mempelajari Makrifatullah Riwayat ada menyatakan bahwa perkara pertama yang mesti dilaksanakan dalam agama adalah mengenal Allah awwaluddin maârifatullah. Bermula dengan mengenal Allah, maka kita akan mengenali diri kita sendiri. Siapakah kita, di manakah kedudukan kita berbanding makhluk-makhluk yang lain? Apakah sama misi hidup kita dengan binatang-binatang yang ada di bumi ini? Apakah tanggung jawab kita dan ke manakah kesudahan hidup kita? Semua persoalan itu akan terjawab secara tepat setelah kita mengenali betul Allah sebagai Rabb dan Ilah, Yang Mencipta, Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan. Dalil-dalil QS. Muhammad 47 19 Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah sesembahan, Tuhan selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal. Ayat ini mengarahkan kepada kita dengan kalimat âketahuilah olehmuâ bahwasanya tidak ada ilah selain Allah dan minta ampunlah untuk dosamu dan untuk mukminin dan mukminat. Apabila Al-Qurâan menggunakan sibghah amar perintah, maka menjadi wajib menyambut perintah tersebut. Dalam konteks ini, mengetahui atau mengenali Allah maârifatullah adalah wajib. QS. Ali Imran 3 18 Allah menyatakan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tak ada Tuhan melainkan Dia yang berhak disembah, yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan melainkan Dia, dan telah mengakui pula para malaikat dan orang-orang yang berilmu sedang Allah berdiri dengan keadilan. Tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Maha Perkasa dan Maha Bijaksana. QS. Al-Hajj 22 72-73 Dan apabila dibacakan di hadapan mereka ayat-ayat Kami yang terang, niscaya kamu melihat tanda-tanda keingkaran pada muka orang-orang yang kafir itu. Hampir-hampir mereka menyerang orang-orang yang membacakan ayat-ayat Kami di hadapan mereka. Katakanlah, âApakah akan aku kabarkan kepadamu yang lebih buruk daripada itu, yaitu neraka?â Allah telah mengancamkannya kepada orang-orang yang kafir. Dan neraka itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali. Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah pulalah yang disembah. QS. Az-Zumar 39 67 Mereka tidak mentaqdirkan Allah dengan ukuran yang sebenarnya sedangkan keseluruhan bumi berada di dalam genggamanNya pada Hari Kiamat dan langit-langit dilipatkan dengan kananNya. Maha Suci Dia dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka sekutukan. Tema Perbicaraan Makrifatullah â Allah Rabbul Alamin. Ketika membicarakan maârifatullah, artinya kita sedang membicarakan tentang Rabb, Malik, dan Ilah kita. Rabb yang kita pahami dari istilah Al-Qurâan adalah sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara, dan Penguasa. Sedangkan kata Ilah mengandungi arti yang dicintai, yang ditakuti, dan juga sebagai sumber pengharapan. Hal ini termaktub dalam surat An-Naas 114 1-3. Inilah tema yang dibahas dalam maârifatullah. Jika kita menguasai dan menghayati keseluruhan tema ini, bermakna kita telah mampu menghayati makna ketuhanan yang sebenarnya. Dalil-dalil QS. Ar-Raâdu 13 16 Katakanlah, âSiapakah Rabb segala langit dan bumi?â Katakanlah, âAllah.â Katakanlah, âAdakah kamu mengambil wali selain dariNya yang tiada manfaat kepada dirinya dan tidak pula dapat memberikan mudarat?â Katakanlah, âApakah sama orang buta dengan orang yang melihat? Apakah sama gelap dan nur cahaya?â Bahkan adakah mereka mengadakan bagi Allah sekutu-sekutu yang menjadikan sebagaimana Allah menjadikan, lalu serupa makhluk atas mereka? Katakanlah, âAllah. Allah yang menciptakan tiap tiap sesuatu dan Dia Esa lagi Maha Kuasa.â QS. Al-Anâam 6 12 Katakanlah, âBagi siapakah apa-apa yang di langit dan bumi?â Katakanlah, âBagi Allah.â Dia telah menetapkan ke atas diriNya akan memberikan rahmat. Sesungguhnya Dia akan menghimpun kamu pada Hari Kiamat, yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang merugikan diri mereka, maka mereka tidak beriman.â QS. Al-Anâam 6 19 Katakanlah, âApakah saksi yang paling besar?â Katakanlah, âAllah lah saksi di antara aku dan kamu. Diwahyukan kepadaku Al-Qurâan ini untuk aku memberikan amaran kepada engkau dan sesiapa yang sampai kepadanya Al-Qurâan. Adakah engkau menyaksikan bahawa bersama Allah ada tuhan-tuhan yang lain?â Katakanlah, âAku tidak menyaksikan demikian.â Katakanlah, âHanya Dia-lah Tuhan yang satu dan aku bersih dari apa yang kamu sekutukan.â QS. An-Naml 27 59 Katakanlah, âSegala puji-pujian itu adalah hanya untuk Allah dan salam sejahtera ke atas hamba-hambanya yang dipilih. Adakah Allah yang paling baik ataukah apa yang mereka sekutukan?â QS. An-Nur 24 35 âAllah memberi cahaya kepada seluruh langit dan bumi.â QS. Al-Baqarah 2 255 âAllah. Tidak ada tuhan melainkan Dia. Dia hidup dan berdiri menguasai seluruh isi bumi dan langit.â Didukung Dengan Dalil Yang Kuat QS. Al-Qiyamah 75 14-15 Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya. Makrifatullah yang sahih dan tepat itu mestilah bersandarkan dalil-dalil dan bukti-bukti kuat yang telah siap disediakan oleh Allah untuk manusia dalam berbagai bentuk agar manusia berpikir dan membuat penilaian. Oleh karena itu banyak fenomena alam yang dibahas oleh Al-Quran dan diakhiri dengan kalimat pertanyaan tidakkah kamu berpikir, tidakkah kamu mendengar. Pertanyaan-pertanyaan itu mendudukkan kita pada satu pandangan yang konkrit betapa semua fenomena alam adalah di bawah milik dan aturan Allah swt. Dalil-dalil Naqli [QS. Al-Anâam 6 19] Katakanlah, âSiapakah yang lebih kuat persaksiannya?â Katakanlah, âAllah.â Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Dan Al-Quâran ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai Al-Qurâan kepadanya. Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?â Katakanlah, âAku tidak mengakui.â Katakanlah, âSesungguhnya dia adalah Tuhan yang Maha Esa dan Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan dengan Allah.â Aqli, [QS. Ali Imran 3 190] Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. Fitri, [QS. Al-Aâraf 7 172] Dan ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman, âBukankah Aku ini Tuhanmu?â Mereka menjawab, âBetul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi.â Kami lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan, âSesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini keesaan Tuhan.â Dapat Menghasilkan peningkatan iman dan taqwa. Apabila kita betul-betul mengenal Allah mentadaburi dalil-dalil yang dalam, hubungan kita dengan Allah menjadi lebih akrab. Apabila kita dekat dengan Allah, Allah lebih dekat lagi kepada kita. Setiap ayat Allah baik ayat qauliyah maupun kauniyah tetap akan menjadi bahan berpikir kepada kita dan penambah keimanan serta ketakwaan. Dari sini akan menghasilkan pribadi muslim yang merdeka, tenang, penuh keberkatan, dan kehidupan yang baik. Tentunya tempat abadi baginya adalah surga yang telah dijanjikan oleh Allah kepada hamba-hamba yang telah diridhaiNya. Kemerdekaan [QS. Al-Anâam 6 82] Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirik, mereka itulah yang mendapat keamanan; dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. Ketenangan [QS. Al-Raâdu 13 28] Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. Barakah [QS. Al-Aâraf 7 96] Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. Kehidupan Yang Baik [QS. Al-Nahl 16 97] Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. Surga [QS. Yunus 10 25-26] Allah menyeru manusia ke Darussalam surga, dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus Islam. Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik surga dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak pula kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. Mardhotillah [QS. Al-Bayinah 98 8] Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah balasan bagi orang yang takut kepada Tuhannya. dkwt download
Pertanyaanini mungkin jarang sekali kita dengar, bahkan sebahagian orang mungkin terdengar aneh dan tidak penting. Padahal Mengenal Allah swt dengan Benar (Ma'rifatullah) adalah sumber dari Ketenangan dan Kebahagiaan hidup didunia dan diakhirat .6MteKK.